Travelling Story: Pulau Pari! (31 Agustus-01 September 2013)

Huaaah akhirnya megang laptop lagi setelah hampir dua hari gak nemu laptop, terdampar di pulau antah berantah. Hehehe.

Nah, sekarang aku akan berbagi cerita tentang liburanku—yang sebenarnya telat banget liburan di detik-detik mau kuliah—ke Pulau Pari selama dua hari satu malam. Oh ya, aku bisa liburan ke Pulau Pari ini lewat open trip yang diadakan oleh salah seorang temanku, Rizky yang mempunyai sebuah agen travel yang sering mengadakan trip ke Kepulauan Seribu. Nama agen travelnya Kompa Khatulistiwa (Komwa), bagi yang setelah baca posting ini jadi minat, silahkan klik saja di Twitter @Komwa_ID . Jadi kalau open trip itu sistemnya kita pergi digabung dengan orang-orang lain, karena kalau pergi sendiri itu: pertama, jatohnya lebih muahaaal; kedua, kita bisa bingung jika tidak ada pemandu harus kemana dan ngapain aja disana. Trip kali ini diikuti oleh 24 orang. Di trip ini aku bareng sahabatku sejak kelas satu SMA, namanya Adita dan Safirah, teman kuliah sekaligus teman satu organisasi, tapi Safir pergi bareng teman-teman SMA nya dari Pamulang. Sedangkan aku dan Adita pergi bareng dari Bekasi. Sengaja sehari sebelumnya aku menginap di rumah Adita supaya kita bisa pergi bareng-bareng.

Oke, langsung saja dimulai ceritanya, ya 😀

Hari Sabtu, pukul 05.00 WIB @ Pelabuhan Muara Angke Lama

Aku dan Adita sudah standby dengan manisnya di pom bensin Pelabuhan Muara Angke Lama. Kami diantar Bapaknya Dita dengan mobil. Jam segitu pom bensin itu sudah ramai banget, memang merupakan tempat janjian dan kumpul bagi orang-orang yang mau trip ke Kepulauan Seribu. FYI, sebaiknya memang usahakan datang kepagian, karena begitu jam setengah enam saja jalan menuju pelabuhan ini luar biasa macet, terutama di daerah Penjaringan dan pasar ikan.

Pukul 07.30 naik kapal fery.

Dulu waktu kecil aku pernah naik fery, nah baru sekarang ini lagi naik fery. Asik sih, sampe sekarang aku masih suka ngerasa bergoyang-goyang gitu di dalam kapal. Tahu kan? Semacam efek yang kita rasakan sehabis berenang lama. Untung aku tidak punya riwayat ‘mabuk-mabukan’ dalam perjalanan naik apapun.

Image

Gaya dulu di fery 😛

Image

Jakarta yang kami tinggalkan. Di sekitar pelabuhan air nya masih keruh dan kotor banget 😦

Pukul 09.30 sampai di Pulau Pari.

Pulau Pari lumayan padat di hari weekend. Sepertinya orang-orang banyak yang sudah melirik pulau ini untuk destinasi wisata. Sesampainya disana kami menuju penginapan, sebuah homestay yang dikelola oleh penduduk asli Pulau Pari. Disini hampir semua rumah penduduk dijadikan homestay. Tinggal pilih saja kalau mau menginap. Well, Pulau Pari itu ternyata tidak se-terpencil yang aku bayangkan. Disini listrik lancar, ada sekolah yang memadai, dan kendaraan yang biasa dipakai adalah motor dan sepeda (sepertinya tidak ada mobil disini). Hanya saja jangan harap bertemu Indomaret, Mall, jalan raya, atau ATM, ya. Hehehe.

Image

Begitu sampe foto lagi….hehehe

Pukul 09.30-12.00 WIB

Waktu bebas. Banyak dari teman-teman rombongan yang memanfaatkan waktu bebas untuk istirahat dan merapikan barang-barang. Aku sendiri langsung tidur sampai jam 11, lalu jam 11 aku dan Adita pergi jalan-jalan ke Pantai Pasir Perawan.

Aku penasaran, banyak orang yang bilang Pantai Pasir Perawan itu bagus. Sampai akhirnya aku kesana dan ternyata…bagus bangeeet. Airnya tenang banget, hampir tak ada ombak. Ombak hanya terlihat di kejauhan di pertemuan  dua arus laut. Disini pasirnya putih dan halus, dan syukurnya, masih bersih banget. Untuk masuk pantai cukup bayar Rp.3.500 saja untuk seharian. Sesampainya disini kami foto-foto, tapi belum main air sih, karena belum jadwalnya sebenarnya untuk basah-basahan. Hehehe.

Image

Pukul 12.00-13.30

Makan siang, shalat Dzuhur, dan siap-siap untuk…snorkeling!

Pukul 13.30

Berangkat snorkeling. Kita berdua puluh empat naik sejenis kapal nelayan, cuma ukurannya agak besar, ke laut sekitar. Aku tidak tahu persis laut sebelah mana, tapi yang jelas dekat dengan Pulau Tikus. Baru kali ini naik kapal nelayan. Sukses bikin ber‘aaa’ tiap kali terombang-ambing kanan kiri.

Kukira tadinya snorkeling itu gampang, dan laut yang dijadikan spot snorkeling itu nggak dalam. Ternyata snorkeling itu susah! Meski aku sudah diberi tahu bahwa kedalamannya ‘hanya’ sekitar 2 sampai 3 meter dan aman, tetap saja aku gelagapan begitu masuk air. Sudah pakai google, pipet untuk napas (nggak tahu namanya apa, hehehe) dan pelampung, tetap saja aku berenang dengan megap-megap. Aku memang tidak bisa berenang, jujur. Dan pengalaman berenang pertama kali di laut ini jelas tak terlupakan. Berkali-kali aku tersedak air laut yang asin, mataku perih, batuk-batuk, tak bisa menjaga keseimbangan, pegangan mulu sama orang lain…benar-benar amatir, deh.

Baru beberapa lama,setelah heboh sesak napas,  aku akhirnya bisa menyesuaikan diri dan dengan bangganya aku nyatakan: aku akhirnya bisa melihat dalamnya laut dengan mata terbuka. Hahaha. Habis tiap kepalaku masuk ke dalam air, mataku selalu refleks menutup. Wah…gimana mau foto underwater kalau begitu. Dan akhirnya mataku terbuka juga, entah mengapa mataku terus mengabaikan fungsi google sebelumnya!

Tapi tetap saja, snorkeling wajib dicoba. Sensasinya itu lho! Pokoknya seru, deh, bahkan untuk yang sama sekali tak bisa berenang!

Ini padahal posisi badan sudah nggak karuan dan megap-megap, masih saja bergaya ‘pisss’. Pas lagi kayak gini, duh berasa banget kalau kita ini hanya hamba-Nya yang keciiiiil, lemah, tak berdaya. Dengan air saja pun kalah. Apalagi dibandingkan dengan kebesaran Allah…sungguh, Allah Maha Besar!

By the way, foto underwaternya belum ada. Belum di-tag sama facebook nya Komwa, soalnya. Nanti kalau sudah ada aku masukkan juga disini. Ok?!

ImageImage

Sebelum snorkeling nih. Masih senyum senyum aja.

Image

Udah megap megap masih aja maksain gaya. Hahaha.

Image

Pukul 16.00

Mampir dulu ke Pulau Tikus. Sebenarnya di pulau ini pantainya biasa saja sih. Banyak rumput laut, jadi agak geli gimana gitu.

Image

Pukul 17.00

Sampai di penginapan. Sebelumnya seru banget waktu pas kapal yang membawa kita jalan pulang ke Pulau Pari. Air lautnya sudah mulai pasang, ombaknya jadi rada tinggi. Kapal jadi melaju agak kencang menabrak-nabrak ombak, sesekali kita tersiram ombak, berasa sedang naik yacht yang sedang ngebut (padahal nggak pernah nak yacht). Sayang, di sore ini aku nggak kedapatan sunset karena sibuk mandi dan shalat Maghrib.

Pukul 20.00

Jalan-jalan sebentar sama Adita ke Pantai Pasir Perawan. Gelap, mistis banget…hehehe. Enggak sih, masih ramai untungnya. Aku dan Adita sempat foto-foto sebentar, terus balik ke penginapan. Oh ya, ternyata di tenagh-tengah laut begini bintang-bintang itu terlihat banyak banget ya. Bertaburan banyak…indah banget deh. Seperti di film-film India. Hahaha. Beda banget view-nya kalau dilihat dari rumah, disini bintang-bintangnya serasa ditaburkan di langit bersih seperti sehelai sutra hitam dan diatasnya ada berlian-berlian kecil (bukan seperti ketombe lho, ya). Mungkin bintang-bintang itu membentuk sebuah rasi ya, untuk menjadi penunjuk jalan bagi nelayan, seperti yang dijelaskan juga dalam Al-Quran. Subhanallah…

Image

Image

Pukul 20.30

Aku langsung lelap tertidur. Sebenarnya ada acara barbeque di Pantai Pasir Perawan, tapi aku dan Adita sengaja tidak ikut. Pertama, capek banget, mending save energy untuk besok. Kedua, aku sudah kenyang dan takut masuk angin juga. Ketiga, aku males, mending tidur. Hehehe

Pukul 05.00

Sudah bangun, rasanya segaaar sekali. Mungkin karena hampir tujuh jam aku tidur. Setelah shalat Subuh, langsung deh cauuu ke dermaga tempat berlabuhnya kapal-kapal dimana kemarin kapal kita berlabuh untuk menyaksikan…sunrise! Bersama Adita dan Safirah, aku menyaksikan sunrise yang lagi-lagi, subhanallah indahnya…matahari pertama di bulan September, di bulan yang spesial ini, aku saksikan secara jelas terbitnya di tempat yang indah ini. Kereeen!

Image

Image

Image

Pukul 07.00

Balik lagi ke Pantai Pasir Perawan. Kali ini sampai main-main airnya. Lumayan asyik. Aku dan Adita jalan-jalan kemana-mana menyusuri pantai sambil foto-foto. Airnya segar banget, jernih, dan bersih. Sebelum jam sembilan pagi, airnya masih tenaaaang banget.

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Pukul 11.00

Pulang deh…well, walau capek banget, overall seru banget, seneeeeng, puas banget! Jadi makin mensyukuri nikmat Allah, makin kagum dengan Allah dan ciptaan-Nya, dan makin cinta Indonesia 🙂

Image

Image

2 thoughts on “Travelling Story: Pulau Pari! (31 Agustus-01 September 2013)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s