Kalau ngomongin soal rejeki, duuuuh nggak ada habisnya. Bukan nggak ada habisnya dikejar, tapi sebaliknya, nggak ada habisnya untuk disyukuri. Dan kalau udah ngomongin rejeki, kita lagi-lagi perlu ingat rumus dasar rejeki nih:
Rejeki = Doa + Usaha
Alhamdulillah, hanya berselang seminggu setelah sidang, aku diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta anak perusahaan BUMN besar di Indonesia. Dan senengnya, ini benar-benar sesuai jurusanku dan memang yang dicari kualifikasinya adalah lulusan Ilmu Perpustakaan karena pekerjaannya adalah mengontrol dokumen, terus gajinya lumayan memuaskan juga untuk fresh grad. Hehehe 😀 . Sebanding lah ya dengan job desc-nya. Untuk lebih detailnya, mungkin akan aku share setelah aku sudah kerja hari pertama ya 🙂
Tapi…itu semua nggak semulus kelihatannya. Kalau orang pertama tahu aku diterima kerja setelah seminggu sidang, di usiaku yang masih 21 ini…pasti mudah menyimpulkan ini adalah faktor luck. Wah, kebetulan konsep luck aku agak beda dari kebanyakan orang. Jadi, kalau konsep luck-ku mengadopsi dari ini nih….pernah baca ini?
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah serta ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Q.S. Al-Jumu’ah: 10)”
Nah, artinya, sepahamanku denger-denger dari Ustadz, kalau mau mengharapkan keberuntungan di samping berdoa dan banyak-banyak mengingat Allah, ya usaha dulu laaah. Gile looo. Ada prosesnya gituuu. Jadi critanya, sebelum aku sidang, aku udah banyaaaak apply kerjaan. Waktu itu di pikiranku adalah: ingin secepatnya kerja, ingin cepet-cepet kasih gaji ke ortu. Karena itu memang motivasiku untuk lulus 3,5 tahun. Aku banyak banget kirim lamaran via email, via Jobstreet, JOBSDB…apa aja tiap ada kesempatan, selama itu memenuhi kualifikasi dan kemampuanku sebagai anak Ilmu Perpus yang punya skill kuat dalam administrasi…why not? Nggak kehitung deh malam-malam yang aku habiskan buat searching job di samping harus persiapin diri untuk sidang. Kebetulan, di jurusanku biasanya kalau sudah sampai sidang itu ya lulus kok, cuma nilainya itu yang dipertimbangkan. Jadi aku nggak gitu ngoyo banget untuk sidang. Lebih cemas ngadepin persaingan dapetin kerja. Abisnya kan aku udah berjuang lulus cepet, ya masa dapet kerjanya lama…malu juga. Hehehe.
Tapi….masalahnya aku belum resmi lulus. Sidang aja belum. Dan aku dengan jujur menulis kondisi itu di setiap surat lamaran kerja. Aku selalu bilang I am on the final semester of my college year and will be graduated soon in January. Yaelah….masih hijau banget. Lulus aja belum 😛
Terhitung sebelum aku diterima pekerjaan yang ini, aku pernah dipanggil wawancara sekali di sebuah kantor firma hukum bagus gitu untuk posisi Librarian, ngurusin dokumen hukum. Eh nggak dipanggil lagi. Terus pernah ngikutin seleksi management trainee (MT) di Bank Syariah Mandiri…tes psikotes lolos, LDG oke, eh tes psikolog gagal. Yasudahlah..bukan rejeki. Ada juga dipanggil untuk seleksi MT di Indofood, eh waktunya bentrok sama wawancara lain.
Yang di kerjaan ini nih, aku dipanggil wawancara masih inget banget pas akhir tahun tuh. Disuruh tes psikotes juga, trus diwawancara sama Kepala HRD-nya. Lumayan…lumayan banyak nungguinnya sampe berjam jam. Hehehe. Pas wawancara sama HRD, agak alot juga nih nego gajinya. Ya nominalnya nggak harus disebutin deh ya. Trus katanya mereka akan ngabarin lagi di awal Januari. Okelah…meskipun aku pesimis karena aku pikir mereka menganggap standar gaji yang aku minta ketinggian.
Menjelang Januari…aku fokus full ke sidang. Dan setelah sidang kelar, galau fresh graduate kembali menyapa. Yaiyalah…aplikasi lamaranku di Jobstreet aja udah sampai 50an…belum lagi yang di email. Masa nggak ada yang manggil ini 😦
Aku, yang masih sentimentil karena patah hati dan punya tekad sekeras baja untuk ngebuktiin diriku bisa sukses, akhirnya jadi sedih nggak karuan. Padahal belum ada seminggu aku dinyatakan lulus. Mama sampe bingung ngeliatku. Kenapa sih ini anak? Baru juga lulus?
Dan di hari keenam setelah sidang…
“Udah deh…Mama yakin, pasti ada yang manggil kamu kok. Lihat aja, bakal ada yang manggil kamu”kata Mama pas aku galau nggak jelas di tempat tidur.
“Huuu mana….”
Ya sabar dong…baru juga lulus. Kamu mah suka nggak sabaran. Suka ambisius”
Aku masih bete. Eh…ajaib lho, nggak ada 5 menit kemudian, hapeku berdering. Aku langsung nervous pas lihat nomornya nomor kantor. Dan hayaaaa aku dipanggil untuk wawancara kedua kali, kali ini bukan dengan HRD, tapi dengan user alias manajer yang akan menggunakan tenagaku dan akan sebagai atasan langsungku. Huaaa rasanya ajaib abis. Bener-bener ya doa seorang Ibu itu…kakinya aja surga, apalagi doanya 🙂
Berangkatlah aku. Dan alhamdulillah, I did it well. Manajernya kelihatan lumayan terkesan dan langsung menjelaskan secara gambalang deskripsi kerjaku. Selain itu langsung buka-bukaan nego gaji. Kemudian aku dipersilakan pulang, nggak lama sore nya mereka mengirimkan offering letter kerja untuk kupelajari dulu dan kukonfirmasi secepatnya. Soal gaji? Masya Allah…Allah Maha Kaya.
“Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin oleh Allah rezekinya. Dia Maha Mengetahui tempat kediamannya (dunia) dan tempat penyimpanannya (akhirat). Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).” (QS.Huud [11]:6)”
Gaji yang ditawarkan memang di bawah gaji yang kuminta…tapi guess what? Tunjangannya dalam setahun benar-benar sejahtera untuk seorang fresh graduate yang masih lajang ini. Berkali-kali kuucapkan hamdallah… tuh Sarah…baik sangka terus ke Allah. Rezeki tiap orang udah diatur, sudah ada takarannya. Dan bener-bener ya…kalau kita bersyukur, Allah akan mencukupkan. Duh..nikmat mana lagi yang didustakan? Dan yang paling penting adalah: doa orang tua, terutama Ibu. Ini aku rasain banget selama proses skripsi, sidang…sampai dapatin kerjaan ini. Amazing banget cara kerja doa orang tua. Bisa cepet banget mendatangkan kebaikan untuk anaknya, namun juga sebaliknya, ampuh pula mendatangkan keburukan bagi anaknya. Doa ortu tuh ibarat katalisator dari doa dan usaha kita agar sampai ke ijabah Allah. Uuuu peluk ortuuuu 🙂
Nah, sekian dulu ceritaku ya. Udah kepanjangan nih. Ntar dimarahin produser. Hehehe. Pokoknya semangat bagi para fresh graduate. Rumus supaya cepat dapat pekerjaan adalah:
Rejeki = (Doa + Usaha) x Doa Orang Tua
Trust me, it works! 🙂 🙂 🙂
Sarah, first of all, it’s really nice to know that you’re a blogger too, and it become double nice knowing that we are blogging in the same domain so i could easily comment on what you’ve wrote :’D
The second, barakallah atas diterimanya Sarah di tempat mengabdi yg baru.. Semoga semua nilai kebaikan yang kuketahui saat mengenal Sarah selalu Sarah junjung tinggi.
Dan semoga Allah membalas dgn sebaik2 balasan atas usaha Sarah membahagiakan orangtua.. Proud of you sis :’)
Aaaaa Kak Eza makasih yaa. Makasih juga udah bertamu ke blog sederhana ini. Maaf ya nggak bisa kasih suguhan apa-apa hehehe. Aamin ya Rabb, doa yang sama untuk Kak Eza, semoga makin berkah kehidupannya baik di dunia maupun akhirat. Keluarga sehat-sehat kan’ Kak? Salamku untuk si kecil shalihah ya Kak 🙂
Kak Sarah, berarti dulu waktu Kak Sarah apply nggak pake ijazah ya Kak? cuma pake transkrip nilai aja apa gimana? hehe. mohon dijawab ya Kak.