Yuhuuu happy long weekend!
Mumpung lagi long weekend, sambil gelesor-gelesor di tempat tidur, aku pingin cerita nih pengalaman travelling kilatku ke Bandung weekend lalu, tanggal 30 dan 31 Januari 2016. Oh ya,tujuan jalan-jalan ke Bandung ini sebenarnya adalah untuk menghadiri undangan pernikahan teman kantor di Zomato dulu, Denny namanya, pada tanggal 30 Januari 2016. Ya sekalian jalan-jalan aja gitu. Hehehe.
Sabtu pagi, 30 Januari pukul 07.00
Pagi-pagi, aku dan temanku Junio, sudah steady nangkring di Depok Town Square alias Detos, tepatnya di shuttle travel yang akan membawaku Jakarta-Bandung. Kita pakai travel Sararea Star, yang merupakan eks Cipaganti. FYI, Cipaganti Travel memang sudah berubah nama jadi Sararea Star. Nggak tahu sih sejak kapan. Yang jelas, kalau kamu googling Cipaganti, bakalan susah deh dapat nomor kontak yang bener. Apalagi Cipaganti Detos…nomor yang ada di google ngaco deh. Naaah, cuma di blog ini kamu akan dapat informasi paling tepaaat. Hehehe. Nomor kontak Sararea Star Detos alias Cipaganti Detos ini bisa kamu hubungi di (021)7262820. Ini untuk Sararea Star atau Cipaganti hotline Jabodetabek ya. Kamu juga bisa langsung pesan tiket dengan menghubungi nomor itu. Kalau kamu lagi di Bandung dan pingin balik, kamu bisa menghubungi hotline Sararea Star Bandung (022)86008800.
Rute travel ini dari Detos biasanya menuju Baltos alias Baluran Town Square. Lewat pintu tol Pasteur juga, jadi kalau kamu mau turun di Pasteur, kamu bisa minta stop di Giant Pasteur. Dan kayaknya nih ya, menurut Junio yang tinggal di Bekasi, cuma Sararea eks Cipaganti ini aja yang buka shuttle di Bekasi, tepatnya di Bekasi Cyber Park (BCP). Biaya perjalanan sekali jalan Rp 85.000,- dan bisa dibeli on the spot juga. Hampir tiap jam shuttle bus nya berangkat kok. Berangkat jam 7, sampai akhirnya kita minta berhenti di Giant Pasteur sekitar jam setengah 12. Selanjutnya pesan Uber Taxi untuk membawa kita ke penginapan di Lembang.
Sabtu siang pukul 13.00
Akhirnyaaah sampai juga di penginapan. Lembang macetnya beuuuh, nggak ada beda sama Jakarta. Begitu sampai kita langsung check in menginap di Hotel Nur Alam, hotel murah yang letaknya agak naik ke atas Lembang. Letaknya di seberang Mang engking, dekat Putri Gunung Hotel dan Balibu restoran. Rate per malam untuk kamar ukuran standard Rp.266.000,- saja plus dapat sarapan untuk 2 orang. Kita pesan 2 kamar standard yang bersebelahan (yaiyalah masak satu kamar!). Kondisi kamar dengan harga murah meriah gini ya…nggak bisa dibilang bagus lah ya. Dengan single bed ukuran besar, kamar mandi (yang kayak kamar mandi di rumah), TV jadul yang siarannya burek semua, dan fasilitas air panas yang kurang beres. Tapi itu nggak masalah sih buatku, karena aku pikir cuma untuk numpang tidur aja, kan’ bakal keluar jalan-jalan terus. Beda dengan temanku Junio yang dikit-dikit ngomel kamarnya begini begitu, terutama soal air panas. Ahhh, air di Lembang mah ga seberapa dingin buatku. Dinginnya sama kok kayak air di rumahku pas lagi Subuh (ya secara rumahku udah masuk daerah Bogor ya). Kalau pelayanannya sih lumayan menurutku. Stafnya cukup aware. Aku sempat minta tolong jasa ironing alias setrika dress untuk kondangan dan pinjam charger handphone, tapi nggak kena charge apa-apa tuh. Nomor kontak Hotel Nur Alam bisa dihubungi di 081321427585. Untuk booking hotel bisa langsung via telepon dengan syarat membayar DP setengahnya. Baiknya sih booking dulu, karena hotel ini sering penuh juga pas weekend.
Sabtu, pukul 14.00
Kelar bersih-bersih dan istirahat sebentar, aku dan Junio pun bergerak untuk…cari makanan. Kami lafaaaar! Dengan menyewa sepeda motor staf hotel (tarif Rp. 100.000,- seharian), kita pun pergi ke Floating Market Lembang yang letaknya juga gak jauh dari Hotel Nur Alam. Masuk Floating Market dikenakan harga Rp.20.000,- per orang. Begitu masuk, kita bisa menukarkan tiket dengan welcome drink. Floating Market ini cocok banget sebenarnya untuk wisata keluarga. Bentuknya berupa pasar kuliner dengan pedagang yang duduk di perahu. Lumayan banyak spot yang bisa dijadiin tempat foto-foto disini. Harga makanannya pun menurutku nggak terlalu mahal, masih reasonable kok. Oh ya, pembayaran makanan disini menggunakan sistem koin yang sayangnya nggak bisa di-refund jika masih ada sisanya. Kita pun ambil menukarkan koin senilai Rp. 50.000,-.
Keliling-keliling…kita pun menyempatkan makan di restoran di Floating Market (bukan di pasar perahunya), lalu kelar makan icip-icip cemilan lagi di pasar perahu. Menurutku sih restoran disini pricey semua dengan rasa yang biasaaaaa banget. Jadi kalau kamu mau icip-icip makanan, mending langsung ke pasar perahunya deh. Hmm, sebenarnya tiket masuk 20rb per orang juga mahal menurutku. Tapi ya sudahlah ya…seenggaknya aku jadi nggak penasaran kayak apa sih Floating Market itu. Sekitar jam setengah 5, kami pun kembali ke penginapan untuk beres-beres ke kondangan Denny & Leah.

Sabtu, pukul 17.30
Aku dan Junio udah siap untuk pergi kondangan. Dengan motor sewaan pula, kami pun tancap gas ke Hotel Padma yang letaknya di Cimbuleuit (yang ternyata jauh bangeeet dari Lembang T.T). Sampe pegal banget naik motor. Sekitar 45 menit lah perjalanan. Sampai Padma…glek! Para tamu undangan nggak ada yang naik motor. Kita doang nih yang kere banget naik motor, sewaan pula. Hahaha. Tapi cuek aja deh ya…yang penting makan-makan! 😀
Resepsi digelar di lantai 7…dengan dekorasi bertema rustic yang cantik banget menurutku. Melihat hotel megah ini di malam hari, dengan kerlap kerlip lampu pijar sebagai dekorasi pesta yang hangat dan pepohonan yang rindang mengelilinginya mengingatkanku pada film Twilight. Seperti pesta pernikahan Bella dan Edward yang diselenggarakan di rumah Edward yang keren di tengah hutan. Nggak lama aku dan teman-teman Zomato mengobrol seru, sang pengantin yang ditunggu-tunggu pun keluar. Denny dan his-just-officially-wife Leah pun keluar dengan anggunnya. Denny mengenakan tuxedo dan Leah dengan gaun putih. Style mereka klasik seperti pernikahan umumnya, but we love it. Congratulations Denny and Leah!
Agak berbeda dengan kondangan yang biasa kuhadiri, sepasang pengantin tidak duduk di pelaminan khusus, tetapi semeja dengan bridesmaid dan bestman, kemudian beberapa orang terdekat mereka berdiri dan menyampaikan kesan pesan terhadap pengantin lalu bersulang. Ya…kayak model resepsi di film-film Barat gitu deh. Kemudian Denny & Leah pun melakukan dansa pertama mereka, potong kue dan nggak ketinggalan acara lempar bunga oleh pengantin wanita untuk para single ladies. Aku termasuk ke yang heboh nangkepin bunga nih (semuanya heboh sih)…sayang nggak dapet. Hahaha. Nah ini beautiful moments-nya…anyway, once again, happy wedding Denny and Leah! May you both always be fulfilled with love and happiness! 🙂



Sekitar jam 9, aku dan Junio pun pamit. Jam setengah 10 kami sampai hotel. Aku capek banget dan langsung cusss tidur.
Minggu, 31 Januari, 08.30
Sebetulnya di Minggu pagi yang cerah ini aku berencana mau ke Gunung Tangkuban Perahu. Apa daya, badan capek banget dan malah leha-leha sampai jam setengah 8. Jam 08.30 barulah aku siap sudah mandi dan rapi lalu akhirnya memutuskan pergi ke…De Ranch Maribaya! Sebenarnya ini sudah masuk list perjalananku juga sih. Hehehe. Dengan naik GO-JEK (ohya, di sekitar Lembang ini yang baru beroperasi GO-JEK saja, itu pun belum terang-terangan dengan atribut ke-GOJEK-annya karena masih dibanned sama ojek pangkalan), aku pun pergi sendiri ke De Ranch yang dekat juga dengan penginapanku. Iya, pergi sendirian karena si Junio masih ngeleker di alam mimpi dan kamarnya digedor-gedor pun masih susah bangun. Ckckck.
Tiket masuk De Ranch Rp.10.000,- saja sudah dapat welcome drink berupa susu (ini susu kambing atau susu kuda ya? entahlah, enak pokoknya). Begitu masuk pertama…wow, De Ranch ini keren menurutku. Bentuknya mirip prairie gitu lengkap dengan tempat-tempat yang didesain seperti pemukiman koboi. Setelah puas berkeliling melihat kuda, menghirup udara segar dan foto-fotoin spot bagus, aku pun mencoba naik kuda. Untuk fasilitas naik kuda, hanya perlu membayar Rp.25.000,- dan yang seru, kamu bisa mengenakan topi koboi dan rompi ala koboi.
Wiiih, ini kali pertama aku naik kuda lho. Rasanya geli-geli gimana gitu. Deg-degan, perasaan kayak mau jatuh aja gitu pas kudanya jalan.Tetap sih, kudanya dituntun oleh petugasnya. Rute yang disusuri naik kuda lumayan panjang, dan sepanjang jalan itu aku benar-benar menikmati banget indahnya suasana alam. Tenaaaang gitu. Awesome deh!

Saranku, kalau ke De Ranch, datanglah pagi-pagi pas cuaca masih cerah dan adem. Jam 9 lah. Kalau menjelang siang, De Ranch makin ramai karena banyak rombongan darmawisata datang. Pulang dari De Ranch sekitar pukul setengah 11, aku menyempatkan diri mampir beli oleh-oleh Tahu Tauhid yang terkenal enaknya di Lembang. Outlet cabangnya nggak jauh dari De Ranch (di simpang pertigaan pas sebelum De Ranch). Aku beli box kecil Tahu Tauhid isi 32 buah. Dan bener, tahunya enaaaak banget. Gurih dan empuk. Kalau kamu ke Lembang, wajib beli nih buat oleh-oleh!
Minggu, pukul 12.00
Jam setengah 12, aku dan Junio pun check out dari Hotel Nur Alam, naik GO-JEK sampai shuttle. Kali ini kita pulangnya pisah, aku naik travel dari shuttle Sararea Star di Baltos, sedangkan Junio naik Sarare Star di Simpang Dago yang akan menuju Bekasi. Jam 1 siang, bus-ku sudah jalan dan akhirnya aku sampai di rumah sebelum maghrib.
Yeah…lumayan puas lah dengan jalan-jalan kali ini walau banyak capek-nya. Next, long weekend ini, besok atau hari Senin aku sekeluarga akan pergi ke Anyer naik mobil. Nanti aku cerita-cerita lagi ya! 😀