Sekelumit Cerita tentang Ramadhan with Love

Akhirnyaaaaa bisa nulis di blog ini lagi. Huh hah huh hah. Tarik napas dulu. Beneran nih, alasan sibuk mungkin paling klise ya menghalangi nulis blog. Tapi ya…aku memang nggak punya alasan lain selain sibuk. Hmm, mungkin sudah sebulan kali ya nggak nulis disini? Nah, mumpung tinggal sehari lagi nih project yang bikin sibuk ini akan berakhir, hehe…aku pingin cerita-cerita nih tentang project yang cetar ini 🙂

Seperti yang sudah pernah aku ceritakan sedikit di post terakhir, bahwa aku dan teman-teman kelompok pengajianku sedang menyelenggarakan program Ramadhan bernama Ramadhan with Love ( https://kitabisa.com/ramadhanwithlove ) yang bertujuan menggalang donasi dari masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk baju lebaran baru bagi anak-anak yatim dan dhuafa. Kenapa namanya Ramadhan with Love? Ya maksudnya untuk mengajak orang berbagi cinta gitu ke adik-adik yatim dan dhuafa di bulan Ramadhan ini.

img1463416595511 - Copy

Sedikit cerita, project penggalangan donasi dhuafa ini sebenarnya berawal dari ‘ide nyontek’ program serupa yang pernah diselenggarakan seniorku dulu di rohis kampus pada Ramadhan 2015. Nama programnya adalah Ramadhan for Kids. Ia bersama teman-teman liqonya mengadakan program seperti ini tahun lalu dan berjalan dengan sukses. Namanya juga fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan, senior-seniorku ini pun dengan legowo sharing pengalaman mereka. Saat itu juga mereka menawari untuk pakai branding Ramadhan for Kids, tetapi aku dan teman-teman liqoku sepakat untuk menggunakan Ramadhan with Love. Belakangan, seniorku dkk pun juga kembali menyelenggarakan Ramadhan for Kids dengan format hadiah yang sedikit berbeda dari Ramadhan with Love. Ya sok atuh…hehe. Fastabiqul khairat, kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Saling support malah.

Di awal-awal kami pasang campaign di KitaBisa.com (cek ya https://kitabisa.com/ramadhanwithlove ), untuk mengumpulkan donasi itu rasanya susaaaah banget. Sebagai modal awal, biar orang trusted pada campaign kami, kami lah yang pertama-tama donasi. Konon, 99% donatur di KitaBisa mau berdonasi di campaign yang sudah ada donasinya. Ini kata KitaBisa nya lho ya,bukan aku ngarang. Hehehe. Enak banget deh pasang campaign di KitaBisa. Bener-bener jadi campaign manager kita banget. Sering ngasih tips-tips untuk crowdfunding, ada fitur rekap donasi, sampai fitur update untuk kita menulis progress program.

Balik lagi, awal mengumpulkan donasi itu susah, karena kami sudah mulai jalan dari sekitar 3 minggu sebelum Ramadhan. Saat itu, orang kebanyakan masih belum ternuansa dengan Ramadhan. Atas saran dari Kitabisa juga, kami pun menghubungi orang-orang terdekat dulu yang kira-kira ‘potensial’ untuk memberi donasi. Ini nih bagian yang agak melelahkan. Japri orang satu-persatu secara personal, ajak ngobrol ngalor ngidul dulu, trus ajak donasi deh…itu pun dengan hasil yang fifty fifty. Bisa mau bisa enggak. Seringnya dapat jawaban ‘abis gajian ya…’. Padahal nggak juga tuh…hehe. Hush, gak boleh suudzan Sarah! Siapa tahu mereka juga udah donasi ke lembaga lainya. Toh sama-sama tetap menolong ummat kan?

Namun perlahan, meski lambat, kami bisa melihat pergerakannya. Sebelum Ramadhan sampai dengan 1 pekan pertama Ramadhan, terkumpul 1-1,5 juta per minggunya. Hingga kemudian tanggal 11 Juni 2016, kami pun memberanikan diri ke Pasar Tanah Abang untuk belanja gelombang pertama dengan dana donasi yang masih ‘pas-pasan’. Bukan memberanikan diri sih sebenernya, tapi memang sudah merencanakan. Sengaja belanja di awal, karena gelombang pertama ini untuk anak-anak muslim Papua. Pengiriman ke Papua kan bisa memakan waktu maksimal 2 minggu…jadi mepet banget dong kalau kita belanjanya ntar-ntaran. Tapi ya gitu…walau sudah direncanakan, dana kita semula terasa ‘ngepas’ untuk belanja dan ongkos kirim ke Papua.

img1465656648546

Sungguh ya, Allah Maha Memudahkan niat baik. Padahal pas lagi muter-muter nyari baju lebaran, hatiku kebat-kebit tuh kepikiran biaya pengirimannya yang bisa 1 juta lebih. Uang di tangan kami ‘hanya’ 5 juta kurang dikit, dan ingin membelikan 50 stel baju. Cukup gak yaaa. Namun atas kuasa Allah, setelah keliling ‘thawaf’ antara blok F, B dan A Pasar Tanah Abang kemudian balik ke blok F…dipertemukanlah kami dengan sebuah toko baju yang bagus dan murah. Asli deh, bajunya berkualitas, bahannya katun yang adem, cuma dengan harga 50ribu-75ribu untuk baju koko dan bajun muslimah anak untuk segala ukuran! Seneng bangeeet. Walhasil, kami bisa pulang dengan membeli 50 pasang baju seharga 3 juta saja…sisa uangnya bisa digunakan untuk ongkos kirim. Yeaaay!

Hari Seninnya, sebelum berangkat kerja, aku sempatkan mengirim paket baju lebaran melalui Pos Indonesia. Paket seberat 13,4 kg itu dikenakan ongkos kirim sebesar 1,2 juta sajaaa sudah pos kilat lho. Alhamdulillah…terasa sedikit lega hatiku setelah menyerahkan paket tsb ke petugas. Sebagian beban amanah sudah terangkat. Serasa tiap hari tuh ada yang bisikin benakku “Kamu musti amanah! Ini uang ummat!”. Tapi bukan Suster Valak ya yang bisikin. Hehehe.

IMG-20160613-WA0005IMG-20160613-WA0006

Di minggu kedua, tanpa diduga donasi yang masuk naik drastis. Dan ternyata, saluran donasi transfer ke rekening langsung kami (tanpa melalui Kitabisa) masih digemari para donatur dalam memberikan donasi. Yaaa gapapa deh, kalo lewat Kitabisa kan’ ntar ujungnya dipotong 5% untuk biaya admin. Hehehe. Di minggu kedua ini juga, tiba-tiba saja pas di kantor, aku ditelpon oleh pihak Kitabisa menawarkan agar program ini diikutkan dalam program #PatunganTHR yang diselenggarakan Kitabisa dan Wardah. Sebuah kompetisi campaign yang hadiahnya adalah donasi dari Wardah. Waaaah makin semangat! Alhamdulillah, sekarang posisi campaign kami sudah masuk 5 besar, tepatnya di posisi 4 teratas lhoo. Ini programnya https://thr.kitabisa.com

patunganTHR

Dua minggu berikutnya, donasi mengalir makin deras baik offline (lewat transfer rekening biasa ke bendahara panitia program ini) dan via Kitabisa. Sampai detik ini, sudah tembus 16 jutaan atau 54% dari target kami yang sebesar 30 juta. Wooow. Sebenarnya bikin target ini penghitunganya agak dibikin lebay sih…biar semangat cari donasinya. Hehehe.

Terharu bangeeet sama kepedulian para donatur. Ramadhan berkah…rezekinya anak yatim dan dhuafa nih. Sabtu kemarin, tanggal 18 Juni 2016, kami kembali belanja gelombang 2 untuk list anak yatim dan dhuafa di Bogor, Bekasi, Sukoharjo, Purworejo, dan Boyolali sebanyak 66 anak. Memang tidak terlalu banyak, karena anak yatim dan dhuafa ini berasal dari lingkungan kampung halaman dan domisili kami yang sudah didata di RT atau RW setempat. Jadi nggak ke panti asuhan formal gitu. Asumsi kami, anak-anak panti biasanya pasti sudah ada donatur tetap yang membelikan baju lebaran. Kami hanya ingin meratakan keberlimpahan tsb ke anak-anak lainnya di luar yayasan formal.

13442259_507881872729295_3953295678541437652_n

Nah, sekarang donasi yang masuk justru berlebih nih…hehe. Sekarang giliran bingung belanjainnya lagi karena semua anak yang ada di list penerima kami insya Allah sudah ter-cover. Tuh kan, donasi kurang bingung, donasi berlimpah juga bingung. Ada-ada aja. Tapi insya Allah, kami akan memperluas anak-anak penerima baju lebaran. Selama beberapa hari lalu, kami pun sibuk nyari-nyari lagi nih anak yatim dhuafa yang potensial untuk disantuni. Karena kan’, kami inginnya tepat sasaran. Sembari aku dan teman-teman panitia RWL terus aktif publikasi. Alhamdulillah, kami sudah me-list anak-anak penerima tambahan, yang justru melebihi list awal anak penerima donasi. Tenaaang, insya Allah dananya cukup. Hehehe.

EHIYAAAA ADA UPDATE LAGI NIH! *capslock ga nyantai saking senengnya

Alhamdulillah, baju lebaran baru yang kami kirimkan sudah sampai di tanah Papua! Hari Senin, 21 Juni 2016, pihak BSMI Jayawijaya Papua mengonfirmasi kepada kami bahwa baju lebaran baru untuk 50 anak muslim Papua sudah sampai dengan selamat. Insya Allah, baju lebaran baru akan dibagikan oleh BSMI Jayawijaya Papua pada pekan depan bersamaan dengan distribusi bantuan lainnya yang datang ke Papua melalui BSMI Jayawijaya. Saat ini, paket baju lebaran baru sedang dalam proses pemilahan dan pengemasan untuk diberikan pada adik-adik kita. Insya Allah, dokumentasi terkait akan ku-share juga ya 🙂

So, daftar anak penerima donasi seluruhnya adalah:

-50 anak muslim Papua yang selama ini dalam desa binaan Lembaga Kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Jayawijaya Papua

-87 anak yatim dan dhuafa di Bogor, Bekasi, Sukoharjo, Purworejo dan Boyolali merupakan anak yatim di lingkungan rumah dan kampung halaman masing-masing dari kami, tim Ramadhan with Love.

-65 anak yatim dan dhuafa warga eks Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara yang mengalami penggusuran dan sampai sekarang masih tinggal di penampungan karena belum mendapat penggantian tempat tinggal (kerjasama dengan Forum Indonesia Muda)

-13 anak yatim dan dhuafa binaan Rumah Belajar Impian di Kampung Pulo, Bojong Gede, Kab. Bogor (kerjasama dengan rumah Belajar Impian)

Minggu nanti, 26 Juni 2016, paket baju lebaran baru baik yang dibeli pada pembelanjaan gelombang 2 dan 3 akan disitribusikan secara serentak, insya Allah. Doakan langkah kami terus ya

Anyway, masa penggalangan donasi di https://kitabisa.com/ramadhanwithlove tinggal sehari lagi, sampai 23 Juni 2016 saja. Makanya buruaaaan yang mau donasi yuk cepet klik. Untuk donasi via transfer, masih dibuka hingga 24 Juni 2016, japri aja ya ke nomorku, 081280101156. Via WhatsApp saja. Terima kasih 🙂

Kesan-kesanku selama jadi ketua panitia program Ramadhan with Love so far…luar biasa! Baru kali ini aku memimpin program penggalangan dana ke masyarakat luas dan karena momennya saat Ramadhan…duuuh spesial banget rasanya. Macam-macam deh perasaan dan energinya. Terkadang sedih karena donasi lagi seret dalam beberapa hari, terkadang bete karena teman-teman susah koordinasinya, tapi lebih banyak bahagianya karena bisa semua yang dilakukan ini insya Allah atas dasar cinta, sesuai nama project ini, Ramadhan with Love. Cieee. Hehehe. Bisa dibilang, Ramadhan tahun ini menjadi sangat berkesan karena adanya project ini.

Ya, itulah yang kurasakan sejak awal, bahkan sejak mempersiapkan diri untuk Ramadhan ini. Ramadhan kali ini terasa beda…benar-benar terasa feelnya. Seolah visi pribadiku untuk menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai momen berbagi benar-benar mengalirkan energi super dalam diriku untuk menjalani semua aktivitas. Mamaku sih berkali-kali ngingetin, “Jangan capek-capek…ntar kamu sakit lho pas lebaran”. Anehnya, aku memang merasa tidak ada capainya. Beda dengan saat hari-hari biasa di luar Ramadhan, kalau weekend maunya leyeh-leyeh terus. Namun di bulan ini, aku tak ingin membiarkan sedikit pun waktu terbuang percuma di Ramadhan ini. Ahh, semoga ini bukan euforia sesaat, semoga bisa terus seperti ini ampai hari kemenangan tiba dan insya Allah hari-hari sesudahnya pula. Perjalanan Ramadhan masih panjang. Surga pun masih jauh. Simpan energi dan nafasmu sampai akhir. Maksimallah, seolah-olah ini Ramadhan terakhir kita. Dan memang, siapa tahu jadi Ramadhan terakhir kita sebagai lajang . 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s