Gue dan Ween berpisah dari rombongan open trip sekitar jam 3 siang di Pusat Oleh Oleh Malang Sananjaya. Dari Gubug Klakah gue udah beli apel dan keripik apel, next gue pengen belanja kue strudel malang. Tapi karena strudel sifatnya hanya tahan 3-4 hari, jadi gue memilih untuk berburu strudel di stasiun pas mau pulang aja.
Anyway, kemana lagi nih gue dan Ween? Goes to Batuuuuu!
Karena bawaan kita banyak, gue dan Ween akhirnya memutuskan menuju Kota Batu dengan Grab Car (memang armadanya masih dikit di kota ini, tapi ada lah satu dua) dengan ongkos cuma 80 ribu.
Gak sampai satu jam, kami sudah sampai di Batu. Meskipun agak jauh, perjalanan Malang-Batu dapat ditempuh maksimal 1 jam (itu pun karena macet sebentar di Malang nya).
Kami menginap di homestay bernama Villa Tahta yang letaknya dekat dengan BNS (Batu Night Spectacular), dengan tarif 180 ribu saja per malam, pesan lewat Traveloka. Homestaynya kayak gimana? Bisa dilihat disini. Rate nya baik di Traveloka maupun Trip Advisor bagus kooo. Yang jelas gue dan Ween cukup puas menginap di homestay ini. Fasilitas sebanding dengan harga lah. Bahkan tergolong bagus dan nyaman. Tapi anehnya, dari kita check in sampai keluar, kita sama sekali gak ketemu tuh sama pemilik atau penjaga homestaynya. Hayooo jangan-jangan…engga deeng, bapak yang punya homestay memang sedang sakit. Pas gue telpon, suaranya lemes banget gitu kayak orang bangun tidur. Gue kira cuma di awal kayak gitu, eh kok pas gue telpon lagi mau sewa motor, masih gitu juga. Baru deh si bapak ngaku lagi sakit jadi gabisa menemui kami.
Untuk keliling Kota Batu gue sarankan sewa motor aja, karena gojek atau ojek online disini tergolong masih jarang. Di homestay Villa Tahta ini sebenernya menyewakan motor juga dengan tarif 75ribu selama 24 jam. Cukup murah kan? Sayangnya pas kami mau sewa, motornya sudah habis disewa. Jadilah kami googling sewa motor terdekat lainnya. Beberapa kali telpon, akhirnya kamu dapat rental motor dengan harga sama, yaitu Midi Rental dengan Pak Bandiono (0812 31389809). Karena Midi Rental ini sama sama di Batu, asiknya bisa dianter langsung ke homestay kami. Fasilitasnya juga lengkap, dengan 2 helm dan jas hujan untuk 2 orang. Syaratnya cukup mudah, hanya dengan bayar di muka dan menyerahkan e-ktp sebagai jaminan.
Jam 5 tepat, gue dan Ween pun cusss ke Alun Alun Kota Batu yang letaknya gak jauh juga dari homestay kami. Thanks to Google Maps, ternyata homestay kami dekat kemana mana!
Gue salut banget dengan bagusnya alun alun ini. Kelihatan banget pemerintah setempat serius menggarap potensi pariwisata kota ini. Taman kota ini bener-bener dimanfaatkan banget oleh warga untuk bersantai, olahraga, hangout, main, pacaran #eh. Dekornya pun bagus, ga nyangka kota kecil bisa kayak gini. Hmm kapan ya Kabupaten Bogor tempat gue tinggal bisa bangun kayak gini?
Di alun alun ini juga ada bianglala yang keren. Tempat duduknya tertutup, jadi gak perlu takut masuk angin. Dari atas bianglala bisa terlihat pemandangan Kota Batu seluruhnya. Pas malam, lampu bianglala akan menyala kerlap kerlip dengan efek dramatis.

Tau nggak? Tiket masuknya cuma 3 ribu perak! Iya, gue ga salah ketik, cuma 3 ribu! Di pasar malam abal abal aja sekarang gak dapet naik komidi putar 3 ribu. Meski antrean panjang, gue dan Ween menyempatkan diri naik bianglala ini. Yeaaay.
Jalan ke alun alun gak lengkap tanpa mencicipi kuliner setempat. Gue dan Ween beralih ke Pasar Laron, pasar malam yang terletak gak jauh dari alun alun dan mencicipi Pos Ketan yang konon makanan terenak disini dan jajanan yang belum pernah gue coba: sempol. Ini kayak semacam aci (tepung sagu) digulung telur gitu.
Ketika waktu shalat tiba, pengunjung bisa langsung ke Masjid yang terletak di seberang alun-alun, sebuah masjid besar dan ramai. Lengkap kaaan.
Puas mengeksplor alun alun, gue dan Ween pun beranjak ke destinasi kami berikutnya: Batu Night Spectacular atau biasa disebut BNS. Biarpun badan capek karena paginya habis mendaki bromo, tapi jangan kasih kendor shaaay!
Batu Night Spectacular
Sebenernya yang kita bener bener pingin lihat di BNS cuma Taman Lampion sih. Makanya gue dan Ween cuma beli tiket masuk aja pas di loket. Untuk weekend, tiket masuk seharga 40 ribu rupiah. Jika hanya beli tiket masuk, maka di tiap wahana kita harus bayar lagi tiket wahana. Untuk ke taman lampion gue membayar lagi tiket seharga 15ribu. Ada juga tiket terusan yang busa digunakan untuk semua wahana seharga 100ribu. Yang jelas jauh lebih murah sih kalau memang niat mau nyobain semua wahana.
BNS ini bisa dibilang ‘dufan’nya Batu lah. Dengan kapasitas yang jauh kecil, tapi yaaa lumayan lah. Dan asli, taman lampion keren banget. Romantis syahdu giduuu deh.

Selesai mengeksplor BNS, kami pun memutuskan pulang. Berakhir sudah hari kedua di kota orang. Gue dan Ween pun langsung terlelap tidur, tabung tenaga untuk esok harinya!
blognya kerenmba, salam kenal 🙂
Mantab 👍
temanya Keren Banget…
Surabaya Volcano Climbing Tour Package
Mt Bromo Astrophotography Tour Package by Camping
Package Mount Bromo Camping During Milky Way Season
Pre wedding Photoshoot Places Mount Bromo Indonesia
Mount Semeru Trekking Tour package
Mt Semeru Trekking Tour Package 4 Days 3 Nights
Mount Bromo Ijen Crater Bali Tour Packages 3D2N
Package Mount Bromo Ijen Crater 3 Day 2 Night
Mount Bromo Rafting Tour Packages 2 Day 1 Night
Mount Bromo Milky Way Tour Packages 3 Day 2 Night
Mount Bromo Milky Way Tour Packages
Tour Packages Mount Bromo 2 Days 1 Night
Info Percutian Surabaya Gunung Bromo Ijen
Pakej Percutian Surabaya Mount Bromo Camping
Pakej Percutian Surabaya Malang Mt Bromo
Pakej Percutian Surabaya Mount Bromo Tumpak Sewu
Pakej Percutian Bromo ijen Tumpak Sewu
Pakej Pelancongan Mount Bromo Rafting Adventure
Pakej Percutian Surabaya Mount Bromo Ijen Crater
Pakej Pelancongan Bromo Milky Way
Pakej Percutian Surabaya Mount Bromo Ijen Crater
Percutian Surabaya Bromo Malang
Mount Bromo Tumpak Sewu Waterfall