Tulisan pertama saya di awal tahun ini adalah tentang Upwork, situs marketplace untuk freelancer yang sudah saya akrabi sejak pertengahan 2019. Pengalaman saya di Upwork memang masih belum seberapa, masih banyak freelancer lain yang pencapaiannya sudah jauh di atas saya. Namun melalui tulisan ini saya ingin bercerita sedikit cukup banyak mengenai cara kerja di Upwork.

Kata-kata yang paling sering saya baca saat saya share tentang pekerjaan saya di Upwork di sosial media adalah: ajarin dong cara kerja di Upwork. Meski saya pernah membuat satu highlight story di Instagram berisi penjelasan tentang Upwork dan progress saya secara singkat di sana, tetap masih ada teman yang masih totally have no idea apa itu Upwork dana bagaimana cara bekerja di Upwork.
Wajar, saya pun begitu saat tertarik dengan platform ini. Saat itu pertengahan 2019, tidak banyak sumber yang membahas Upwork dalam Bahasa Indonesia di pencarian Google. Satu-satunya blog berbahasa Indonesia yang saya telaah habis adalah milik Indri Ariadna, freelancer yang berdomisili di Kalimantan dan sudah bertahun-tahun berkecimpung di Upwork. Sumber lainnya yang saya baca adalah freelancetowin.com milik Daniel Margulies, yang membahas tidak hanya ‘sekedar bekerja di Upwork’, tetapi bagaimana cara meningkatkan pendapatan, bekerja sesuai passion dan menemukan job dan client berkualitas di sana. Dan tentunya, website Upwork sendiri yang sebenarnya sudah menuliskan step by step cara bermain Upwork dengan detail. Tulisan ini, anggaplah sebagai starter pack bagi teman-teman sebelum memulai ‘petualangan’ yang sebenarnya di Upwork.
Baca juga Pengalaman Saya Bekerja di Upwork dan Menghasilkan $10,000+ Dalam Setahun
1. Apa itu Upwork?
Jadi, apa itu Upwork?
Upwork adalah platform marketplace untuk freelancer dan orang yang sedang membutuhkan bantuan freelancer untuk suatu pekerjaan (orang ini selanjutnya akan kita sebut client). Freelancer adalah tenaga kerja, client adalah pemberi kerja, dan Upwork adalah platform yang mempertemukan kedua pihak ini.
Upwork sendiri adalah perusahaan berbasis di Amerika Serikat yang merupakan hasil merger dari oDesk dan Elance (keduanya adalah platform freelance marketplace) di tahun 2013. Saat ini sudah ada sekitar 12 juta freelancer dan 5 juta client yang terdaftar di Upwork dari seluruh dunia (angka ini perlu dikonfirmasi karena saya rasa sih nggak sebanyak ini, apalagi banyak kejadian suspension–mengenai ini saya ceritakan di lain kesempatan ya). Di Indonesia sendiri, sudah banyak orang yang bergabung bahkan sudah terbentuk komunitas sendiri yaitu grup Facebook bernama Upworker Indonesia. Berikut cuplikan statistik Upworker asal Indonesia yang saya kutip dari Bayu Ari, salah satu Upworker mastah yang cukup rajin menulis tentang Upwork.

Sekali lagi, karena Upwork adalah situs freelancer internasional, maka persaingannya pun rasa internasional dan seluruh komunikasi menggunakan Bahasa Inggris (kecuali kalau kita dapat client asal Indonesia, ya). Ketika teman-teman memutuskan bergabung, maka modal kepercayaan diri (dan skill tentunya) harus sudah siap bersaing di taraf internasional. Bukan berarti kata internasional itu artinya ‘berat’ atau ‘terlalu sulit dijangkau’, karena believe me, orang Indonesia itu pinter-pinter. Lihat rating 4.9 freelancer Indonesia di Upwork, hampir sempurna 😀

Apakah teman-teman masih merasa nggak pede dan mulai berpikir “Hmm, kayaknya gue gak akan bisa deh…”? Oke, sebaiknya STOP membaca tulisan ini. Karena tulisan ini akan memakan durasi baca yang cukup lama, jadi jangan sia-siakan waktu kalian yang berharga. Namun jika teman-teman merasa membaca tulisan ini adalah bentuk investasi waktu dalam belajar Upwork, baiklah kita lanjut ya…
Siapa sih client di Upwork? Client di Upwork adalah individu atau perusahaan yang membutuhkan jasa tenaga lepas untuk membantu pekerjaan mereka. Pekerjaannya sendiri bisa berupa jangka panjang atau pendek. Upwork bisa jadi platform yang sangat membantu bagi client untuk menemukan tenaga profesional sesuai budget mereka. Contoh, seorang client adalah penjual di Amazon dan punya website toko sendiri. Karena kewalahan untuk menangani order masuk, ia meng-hire freelancer di Upwork untuk menjadi admin lapaknya di Amazon dan toko online-nya. Keuntungan lainnya adalah lintas negara, contohnya begini: client berupa perusahaan produsen suatu barang ingin ekspansi bisnis di Indonesia. Tentunya ia perlu tahu lebih dulu seperti apa selera pasar orang Indonesia, bagaimana regulasi mengekspor produk ke sini, dan sebagainya. Tentu akan lebih mudah (dan murah) mencari freelancer asal Indonesia di Upwork untuk melakukan riset pasar dulu ketimbang mereka datang ke Indonesia dan bingung harus memulai riset darimana.
Jadi, dari sisi freelancer, Upwork menjadi lahan untuk mencari kerja dan penghasilan. Sedangkan dari sisi client, Upwork menjadi solusi untuk membantu bisnis atau pekerjaan mereka.
2. Cara Bekerja di Upwork
Cara kerja di Upwork sebenarnya secara sederhana sudah dijelaskan di website Upwork. Berikut ini akan saya jelaskan step by step cara bekerja di Upwork dengan lebih mendalam.
2. 1. Daftar Upwork
Langkah pertama tentunya daftarkan diri teman-teman di situs Upwork. Silahkan klik http://www.upwork.com , akan muncul laman seperti di bawah ini. Klik ‘Sign Up’ yang ada di pojok kanan atas.

Selanjutnya saya tidak akan menjelaskan secara detail langkah-langkah daftar Upwork, karena saya percaya pengguna internet sekarang sudah cukup pintar untuk langsung ‘Sign Up’ platform apa saja. Mirip Linkedin, nantinya teman-teman akan mengisi profil profesional seperti skill apa saja yang akan teman-teman tawarkan, riwayat kerja, latar belakang pendidikan, dan portfolio hasil kerja (jika ada).
Ada banyaaaak banget keahlian yang bisa kita tawarkan di Upwork. Banyak orang berpikir bahwa freelancer itu biasanya berkutat di bidang design dan yang berbau IT. Ini tidak salah, dan pekerjaan di bidangtersebut memang termasuk high paying jobs di Upwork. Namun sekali lagi, ada buanyaaaak keahlian lain yang ‘menghasilkan’ di Upwork. Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya di atas, teman-teman bisa mulai dari apa yang kalian bisa. Contoh, bisa presentasi menarik menggunakan Powerpoint. Silahkan pilih ‘Presentation Design’. Atau hobi edit foto di Photoshop atau Canva? Bisaaaa. Bagi teman-teman yang sudah bekerja full time dan berniat mencari penghasilan tambahan di Upwork, bisa tawarkan keahlian yang biasa dikerjakan di kantor. Misal, sehari-hari bekerja sebagai staf accounting, pilih saja skill tersebut untuk bekerja di Upwork.
Baca juga Kerja Apa di Upwork?
Nah, setelah mendaftar, langkah selanjutnya adalah menunggu approval dari pihak Upwork. Namanya approval, artinya bisa approve, bisa juga not approved. Lho, benar nih ada kemungkinan nggak diterima? Yup, Upwork memang menilai setiap profil yang didaftarkan apakah bisa bertemu dengan kebutuhan client yang ada di Upwork. Jika skill yang kita cantumkan dianggap sudah terlalu banyak di Upwork, kemungkinan besar akan ditolak. Atau bisa jadi keahlian kita itu tidak ada demand-nya di Upwork, ya untuk apa diterima kan’? Oleh karena itu, buatlah profil yang kuat dan menjual.
Baca juga Tips Agar Profile Upwork Diterima
2.2 Mencari Kerja dan Apply Job di Upwork
Oke, ceritanya profil kita sudah diterima nih. Tapi jangan keburu senang dulu, karena perjuangan sebenarnya baru dimulai: mencari pekerjaan. Seperti mencari pekerjaan secara konvensional, mencari dan mendapatkan pekerjaan di Upwork tidaklah mudah.
Pertama-tama, jika kita sudah login, maka kita akan masuk ke halaman ‘Find Work’ seperti ini. Di laman inilah akan terlihat job posting yang dibutuhkan client, seperti di bawah ini.

Halaman ‘Find Work’ biasanya menampilkan job posting yang sesuai dengan keahlian yang sudah kita cantumkan di profil. Tapi kita juga bisa memanfaatkan kolom ‘Search for jobs’ di paling atas untuk mencari jenis pekerjaan yang lebih spesifik. Misal, kita ingin mencari job posting yang mengandung kata ‘Indonesia’ dengan tujuan memperbesar peluang kita mendapat pekerjaan tersebut. Lihat screenshot di bawah.
Baca juga: Strategi Mencari Job di Upwork

Jika tertarik dengan salah satu perkerjaan yang ada di sana, kita tinggal klik ‘Submit a Proposal’. Proposal artinya disini adalah lamaran kerja berupa cover letter dan jika perlu kita bisa juga melampirkan file berisi contoh pekerjaan serupa yang pernah kita lakukan sebagai ‘penguat’ bahwa kita beneran bisa mengerjakannya.

Perlu diingat bahwa untuk apply job di Upwork kita membutuhkan ‘Connects’. Setiap job posting bisa berbeda jumlah Connects yang dibutuhkan (berkisar antara 1 sampai 6 Connects) tergantung nilai/jangka waktu kontrak. Contoh di job posting di atas, di bawah tombol ‘Save Job’ ada tulisan ‘Required Connects to submit a proposal: 2’, artinya hanya butuh 2 Connects untuk bisa submit proposal di sana. Pernah main game yang butuh coins atau points untuk beli senjata atau barang-barang? Nah kira-kira seperti itu cara kerja Connects, tapi bedanya ini untuk ‘memancing’ uang beneran. Hehehe.
Darimana kita mendapatkan Connects? Berikut ini kebijakan Upwork saat ini (update Desember 2020) mengenai Connects

Bagi freelancer baru, maka akan dapat 40 Free Connects, jika sudah masuk bulan berikutnya maka freelancer tersebut akan berubah statusnya jadi Freelancer Basic Plan dan setiap bulan dapat 10 Free Connects. Jika teman-teman mengaktifkan membership menjadi Freelancer Plus Plan (berbayar, $14.99 per bulan) maka setiap bulan akan dapat 70 Connects + tambahan 10 Free Connects. Lebih lengkap mengenai kebijakan ini bisa dibaca disini.
Gimana jika kita submit banyak proposal dan kehabisan Connects? Maka harus beli lagi, harganya $0.15 per Connect yang dijual secara bundling 10, 20, 40, 60, dan 80. Silahkan baca lebih detail disini. Saran saya jika teman-teman ingin serius gajian dollar di Upwork, tingkatkan lah keanggotaan ke Freelancer Plus Plan. Karena jujur saja dari pengalaman saya dulu, free connects itu masih kurang banget untuk bisa ‘pecah telor’ dapat pekerjaan pertama di Upwork.
Oke, selanjutnya setelah ‘Submit a Proposal’ adalah menulis cover letter. Menulis cover letter itu bisa dibilang susah-susah gampang. Karena saya sebut kata ‘susah’ dua kali, jadi tahu kan’ lebih banyak susah atau gampangnya? Hehehe.
Yang jelas, usahakan cover letter tidak terlalu panjang, fokus pada bagaimana cara kita bisa menjadi solusi untuk client dan bisa menjawab ‘Why I should hire you’. Cara meyakinkan tentunya nggak hanya bilang ‘I am confident that I would be the right person to do this job’ ya, tapi tunjukkanlah work portfolio kerja kita yang tugasnya kira-kira serupa dengan job yang kita apply. Work portfolio ini nggak harus resmi banget ya, asalkan sesuai. Contohnya job yang kita tuju membutuhkan video editor. Kita selama ini belum pernah secara profssional menjadi video editor, tapi kita bisa dan sering mengedit video ulang tahun keponakan atau acara lamaran teman. It’s good, lampirkan saja sebagai bahan pertimbangan si calon client.
Dalam proposal, kita juga tidak perlu melampirkan CV (Curriculum Vitae) karena client bisa melihat sendiri profil kita. Jangan lupa, di akhir cover letter, sisipkan pesan yang kuat bahwa kita ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaan ini dan kita siap untuk diskusi kapan saja.
Useful tips from others:
7 Tips Membuat Winning Proposal di Upwork atau Situs Freelance Lain
8 surprising Upwork proposal mistakes I see every day (and how to avoid them)
How to Write Proposals: Proven Advice From Freelancers on Upwork
Selain cover letter, kita juga harus melakukan ‘bid’, atau ‘menawar’. Misal, client memasang budget di job posting $100, kita bisa nge-bid $80 untuk membuat client tertarik. Ingat, kita berkompetisi dengan freelancer lain untuk mendapatkan job yang sama. Harga yang lebih murah selalu lebih menarik, kan’?
Jangan lupa, setiap pekerjaan di Upwork dikenai fee. Teman-teman bisa langsung melihat besar potongan dan net amount yang akan diterima ketika mengisi kolom bid. Contohnya seperti di bawah ini.

Upwork service fee untuk kontrak di bawah $500 adalah 20%. Jadi pertimbangkan dulu teman-teman merasa ‘ikhlas’ untuk dapat bayaran berapa setelah dipotong Upwork fee. Semakin besar nilai kontrak, maka fee akan semakin turun. Lihat perbandingannya disini.
Saat ini di Upwork terdapat 3 macam kontrak: hourly, fixed price dan weekly. Sejauh ini saya sudah merasakan hourly dan fixed price, karena weekly adalah fitur baru. Perbedaan ketiga macam kontrak ini terletak di perhitungan fee dan cara pembayarannya.
Pada hourly contract, fee dihitung berdasakan per jam. Jadi misal kita dapat kontrak $15 per jam, nah jika dalam sehari kita bisa kerja 5 jam, sistem Upwork akan otomatis mengalikan ($15 tersebut belum termasuk potongan Upwork ya). Agar system Upwork bisa melakukan track jam kerja, kita harus menyalakan Upwork Time Tracker. Aplikasi ini bisa diunduh langsung di website Upwork. Berikut tampilannya.

Setiap kali kerja, nyalakan tombol hijau, maka Upwork Time Tracker akan selalu melakukan screenshot otomatis setiap 10 menit. Tracking jam kerja kita akan tersimpan rapi di Work Diary, dimana client bisa memantau kerja kita dan Upwork pun akan mengkalkulasi fee yang seharusnya kita dapatkan.
Untuk fixed price project, kita akan dibayar dengan hitungan per milestone atau per project, bukan per jam. Misal, ada fixed price job menulis artikel senilai $300. Artinya project tersebut nggak akan melihat berapa jam kita mengerjakan artikel. Pokoknya jika artikel sudah jadi maka kita akan dibayar sekian, belum termasuk Upwork fee. Dalam contoh ini, $300 tersebut bisa dibayarkan setelah project seluruhnya selesai (termasuk revisi). Atau juga dibuat per milestone.

Kita sendiri yang menentukan ingin dibayar berapa kali. Contoh di atas jika kita ingin dibayar setengah dulu setelah draft pertama, lalu setengah lagi ketika sudah selesai. Client juga bisa menambahkan atau mengubah milestone jika dirasa perlu.
Untuk hourly, setiap Senin di pekan berikutnya, sistem akan mengkalkulasi jam kerja dengan hourly rate kita. Sedangkan untuk fixed price, kita harus klik ‘Submit Work for Payment’ dulu pada menu ‘My Jobs’ –> ‘All Contracts’

Ketika Client melakukan ‘Approve’ maka otomatis payment masuk ke akun Upwork kita. Bagaimana kalau seandainya client ‘kabur’ dan nggak kunjung ‘Approve’? Tenang, sistem Upwork sama seperti marketplace jika seller dan status logistik menyatakan barang sudah terkirim maka dana otomatis masuk. Setelah dua minggu review, Upwork akan otomatis melepaskan dana dari client ke kita.
2.3. Tahap Interview dengan Client
Gimana? Sudah cukup puyeng dengan ‘aturan main’ di Upwork? Hehehe. Santai, ketika kita sudah terbiasa bekerja di Upwork, maka semuanya mengalir saja seperti air…aliran dollar maksudnya, hihihi 😊
Akhirnya setelah puluhan kali mengirim proposal, ada juga calon client yang menghubungi kita (Ini sih pengalaman saya ya, semoga teman-teman enggak. Aamiin). Jika client merasa tertarik untuk merekrut kita, maka ia akan mengirim message, pada tahap ini kita dikatakan sudah masuk sesi interview.

Sesi interview adalah waktu yang tepat untuk kita menanyakan detail jobdesk yang akan kita lakukan, apa saja ekspektasi client dan deadline atau tenggat waktu pengerjaan. Tanyalah sedetail mungkin sampai kita benar-benar paham apa yang client mau, jangan takut terlihat bodoh dengan banyak bertanya. Interview bisa dilakukan via chat seperti di atas, atau lewat Zoom call (kebetulan Upwork juga sudah memfasilitasi untuk video/voice call via Zoom) jika client meminta. Gimana kalau English speaking kita masih belepotan? Hahaha…sama dong. Saya juga masih. Biasanya di awal saya sudah bilang “FYI, I am not really fluent in English speaking but basically I understand what are you speaking about. Would you mind to speak slower?”
Selain soal kerjaan, terkadang di sesi interview juga terjadi nego fee. Biasanya orang bule itu terbuka ngomongin soal duit, jika dia merasa rate kita terlalu tinggi, biasanya dia akan coba negosiasi. Begitu juga ketika di tengah jalan kita merasa beban kerja semakin banyak, kita bisa coba negosiasi agar naik gaji, sambal jelaskan secara logis mengapa kita layak untuk mendapatkan lebih.
Setelah ngobrol dengan client dan client merasa oke untuk memperkerjakan kita, client akan mengirim contract offer pada kita, kemudian kita accept. Mulai deh itu kontrak berjalan.

Ingat, jangan pernah melakukan pekerjaan sebelum client kirim offer dan jangan deal kontrak di luar platform Upwork. Misal, setelah chat di Message, kita malah sepakat dengan si calon client untuk bertransaksi di luar Upwork agar tidak dikenai potongan Upwork Service Fee. Upwork biasanya akan langsung suspend atau bisa dibanned secara permanen untuk freelancer yang ketahuan kerjasama di luar platform. Bagaimana dengan komunikasi di luar Upwork, misal lewat Skype atau email? Boleh, asalkan setelah kontrak. Lebih jauh tentang apa yang tidak boleh di Upwork bisa dibaca di Upwork Terms of Service ya.
2.4. Kerja di Upwork
Yang harus dilakukan selanjutnya? Ya tentu saja kerja. Jangan lupa berikan update pekerjaan pada client agar ia tahu sudah sampai mana progress kita. Biasanya kalau saya dua hari setelah kontrak dimulai. Jangan ragu bertanya jika ada yang kita nggak paham, karena sekali lagi, budaya ‘orang luar’ adalah bertanya. Lebih baik kita bertanya kemudian paham dan hasil kerja bagus. Daripada nggak pernah nanya, nggak paham dan hasil nggak bagus.
Pastikan juga client benar-benar puas agar kita bisa mendapat rating yang baik. Rating sangat berpengaruh terhadap reputasi kita di Upwork. Di Upwork sendiri ada dua macam badge yang mengindikasikan reputasi seorang freelancer. Pertama: Job Success Score (JSS). JSS ini adalah akumulasi dari kepuasan client dan tingkat kesuksesan kita menyelesaikan kontrak. Kedua: talent badge seperti di screenshot di bawah, saya masih termasuk ‘Top Rated’. Ada 4 jenis talent badge di Upwork: Rising Talent, Top Rated, Top Rated Plus dan Expert-Vetted Talent. Kriteria masing-masing badge bisa dibaca disini.

Feedback dari client bisa kita terima setelah client melakukan ‘End Contract’. Kita akan menerima notifikasi seperti ini di email dan akun Upwork kita.

Untuk bisa melihat feedback dari client, kita juga harus memberikan feedback terlebih dahulu terhadap client. Tapi di sisi client, ia tidak akan melihat feedback dari kita atau dirahasiakan Upwork. Ini untuk melindungi freelancer dari kemungkinan client gak terima feedback dari kita dan menuntut refund. Berikut ini contoh feedback dari client, ini sebenarnya sifatnya opsional bagi client dan kita, namun yang mandatory adalah stars rating-nya.

Nantinya ketika reputasi kita sudah bagus, biasanya akan datang interview invitation dari calon client atau dari Upwork Talent Specialist (tim Upwork yang khusus mencarikan talent untuk client, biasanya client perusahaan). Artinya kita ditawari pekerjaan, bukan kita mencari pekerjaan. Wow. Keuntungannya mendapat interview invitation antara lain: 1) sudah ada ketertarikan dari client terhadap profil kita sehingga kita nggak perlu lagi susah payah ‘menjual’ diri kita; 2) jika kita tertarik dan ‘Accept Invitation’ maka tidak akan di-charge Connects; 3) masih berkaitan dengan poin pertama, peluang untuk di-hire lebih besar. Lho, jadi nggak langsung di-hire? Namanya interview invitation, artinya ya masih dalam tahap interview sehingga masih ada kemungkinan nggak jadi. Contoh interview invitation dari calon client langsung dan dari Upwork Talent Specialist.


Ayo semangat ya kerja di Upwork!
2.5. Terima Pembayaran Kerja di Upwork
Pekerjaan selesai, ‘End Contract’ sudah, feedback juga sudah, kini kita tinggal terima pembayaran. Seperti yang sudah dijelaskan di atas sebelumnya bahwa untuk hourly contract kita terima pembayaran setiap pekan. Misal pekan ini kerja 20 jam, maka Work Diary kita sudah siap di-review oleh Upwork dan client di hari Senin pekan berikutnya, untuk freelancer dengan badge Top Rated ke atas, dana sudah masuk di hari Jumat di pekan yang sama dengan review. Sedangkan untuk freelancer baru, dana akan masuk di hari Rabu pekan depannya lagi. Untuk fixed price, setelah client klik approve, maka akan ada jeda 5 hari pembayaran di-review oleh Upwork sebelum masuk ke akun kita.
Bagaimana cara menerima pembayaran di Upwork? Ada beberapa pilihan untuk mencairkan dana bagi freelancer yang bukan berasal dari US:
- Pertama, Direct to Local Bank. Dengan potongan fee $0.99 per transfer. Di awal saya main Upwork, saya pakai metode ini langsung ke BCA tapi sekarang sudah enggak lagi. Kenapa? Kurs-nya jelek ☹ Waktu itu saya ingat pertengahan 2019 dollar kalau nggak salah masih Rp13,900 tetapi masuk BCA jadi Rp13,100. Memang sih hanya beda beberapa ratus perak, tapi kalau mencairkan sampai ratusan atau ribuan dollar ya lumayan juga selisihnya. Namun bagi teman-teman yang nggak mau ribet, bisa menggunakan metode ini.
- Kedua, menggunakan 3rd party payment vendor yang sudah bekerja sama dengan Upwork yaitu Paypal dan Payoneer. Jadi kita bikin dulu nih akun Paypal atau Payoneer. Nah, Upwork akan mengirimkan uang kita ke vendor tersebut dulu, baru kita cairkan dana di akun Paypal atau Payoneer ke rekening kita mengikuti kurs yang ditetapkan mereka dan juga ada potongan tentunya. Lebih detail mengenai pembayaran bisa dibaca disini
- Ketiga, naaah ini jalan ninja saya untuk mendapatkan kurs terbaik yang tidak dituliskan di website Upwork. Yaitu melalui Transferwise. Cara kerjanya hampir sama dengan Paypal dan Payoneer dimana uang masuk dulu ke akun Transferwise, namun ada sedikit perbedaan mekanisme. Di Transferwise, kita akan dibuatkan akun bank US resmi atas nama kita di bawah naungan Transferwise. Istilahnya seperti QQ lah gitu ya. Upwork akan mengirimkan uang kita langsung ke akun bank US kita tadi sehingga tidak ada charge. Waktu kirim sekitar 2 hari kerja, kemudian setelah masuk ke akun bank US kita (yang bisa kita akses melalui aplikasi Transferwise), kita bisa cairkan uang tersebut dan dalam hitungan jam langsung masuk ke rekening.
Baiklaaaah, sepertinya sampai di sini dulu penjelasan saya tentang cara bekerja di Upwork. Perlu diingat, Upwork atau kerja freelance tidak selalu cocok dengan semua orang. Bagi orang yang suka dengan kerja lapangan seperti suami saya, kerja freelance di rumah akan terasa sangat membosankan. Begitu juga bagi mereka yang senang berinteraksi, kerja dalam tim dan gak bisa betah di rumah tiap hari (ini saya banget dulu sebelum nikah). Di sisi lain, untuk orang yang lebih nyaman dengan kepastian kerja dan gaji karena punya cicilan atau menanggung anak istri, tentu memandang kerja di Upwork penuh resiko.
Akhirnya, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi teman-teman semua. Sekiranya melalui artikel ini teman-teman bisa memperoleh rezeki di Upwork, jangan lupa ‘komisi’ buat saya: doanya saja yaa. Hehehe. Dan kalau sudah sukses di Upwork, jangan lupa sedekah. There is no overnight success, no pain no gain! Selamat berjuang di Upwork!
One thought on “Cara Menghasilkan Dollar Secara Online di Upwork”