
Sering banget orang bertanya pada saya, “Apa ya skill yang bisa dikerjakan di Upwork?” atau “Upwork itu cuma buat programmer atau designer aja kan?”
Luckily, jawabannya tidak. Ada banyak skill yang bisa teman-teman tawarkan di Upwork. Ngerasa nggak jago dalam bidang apapun? Are you sure?
Setiap orang pasti punya skill
Terkadang saya gemas kalau masih ada orang yang merasa nggak punya skill apa-apa. Apalagi kalau yang bersangkutan well educated dan sudah punya pengalaman kerja. Lho, selama kuliah belajar apa? Atau selama ini ngapain saja di tempat kerja? Tentunya semua pengalaman tersebut berkontribusi membentuk skill atau keahlian kita.
Coba identifikasi skill kita dari hal-hal yang kita sudah kecemplung di bidang tersebut. Misal, kita adalah punya pengalaman kerja sebagai customer service, ada banyak banget lowongan sebagai CS di Upwork, tapi dengan Bahasa Inggris tentunya ya. Saya pernah membaca di Quora ada Upworker asal Indonesia yang masih berstatus mahasiswa jurusan Fisika. Tahu jasa apa yang dia tawarkan di Upwork? Membantu client menyelesaikan soal Fisika, menjadi asisten riset Fisika, bahkan sampai pernah jadi joki ujian. Unik banget kan’.
Tapi…bagaimana kalau sebenarnya kita dulu salah jurusan kuliah? Atau kita nggak menyukai pengalaman kerja kita sendiri karena dulu kepepet cari uang saja?
Kalau begitu, kita bisa mulai dari hobi. Hobi nulis? Coba lahan content writer. Hobi edit foto? Jadilah photo editor. Hobi main musik? Tawarkan jasa membuat jingle atau music scoring. Hobi masak? Banyak lowongan di Upwork untuk menjadi penulis buku resep. Hobi baca novel berbahasa Inggris? Mungkin ini saatnya mencoba bidang translation untuk genre fiksi. Intinya gali terus diri kita, karena setiap orang pasti punya skill.
Pastikan skill kita ‘menjual’
Setelah menemukan apa skill yang bisa kita tawarkan, pastikan bahwa skill kita menjual dan punya demand yang cukup tinggi di Upwork. Contoh ya, kita punya suara bagus dan berkarakter. Lowongan untuk menjadi penyanyi biasanya kecil di Upwork, kecuali untuk membuat jingle produk. Tapi kita masih bisa menawarkan jasa voice over atau dubbing yang jumlah permintaannya lebih banyak. Saya sendiri pernah mendapat job sebagai voice over dalam Bahasa Indonesia untuk keperluan suatu aplikasi.
Mungkin kita punya skill membaca cepat, namun keahlian ini hanya bisa ‘dijual’ ketika kita memasuk bidang book editing. Atau kita punya keahlian ilustrasi namun sebatas masih di buku sketsa, maka skill ini baru bisa dijual jika kita bisa mengedit sketsa menjadi gambar digital. Sales dan marketing adalah skill yang saya pikir semula tidak bisa dijual di Upwork, tetapi ternyata lowongan ini banyak banget tuh. Bagaimana cara menjual produknya? Melalui telepon (biasa disebut telemarketing) atau menulis email penawaran yang menarik. Nah, disini kemampuan pitching dalam sales dan marketing pun sudah mengarah ke teknik copywriting, yang mana copywriting itu salah satu high paying jobs lho di Upwork.
Lakukan riset kecil-kecilan dengan kolom Search di menu ‘Find Work’ untuk mengecek apakah ada demand untuk skill yang kita punya. Jika demand-nya terlalu sedikit, maka mulai pikirkan apa yang bisa kita kembangkan dari skill tersebut agar bisa ‘menjual’.
English is a must, but…
Kemampuan berbahasa Inggris memang sangat mutlak diperlukan untuk bekerja di Upwork, namun bukan berarti yang Bahasa Inggris-nya pas-pasan akan sulit beradaptasi. Nggak perlu harus fasih cas cis cus, punya skor TOEFL/IELTS tinggi atau menguasai 16 tenses luar kepala untuk bisa kerja di Upwork. Saya pun nggak terlalu fasih berbahasa Inggris. Reading, writing, listening oke…tapi speaking? Masih belepotan, masih banyak ngomong ‘e…’, masih suka nge-blank menemukan kata yang tepat. Biasanya di awal sebelum ngobrol langsung via call, saya akan bilang “I am not really fluent in English, but basically I understand what you’re talking about. Would you mind to speak a little bit slower?”
Ingat, kemampuan berbahasa itu akan berkembang jika banyak interaksi. Contoh, sebelum main Upwork saya hanya tahu ungkapan tidak keberatan adalah ‘never mind’, namun sekarang saya tahu bisa menggunakan kata-kata ‘no worries’. Atau untuk menyapa orang yang lama nggak kontak lebih enak menggunakan kata-kata ‘Hope you are doing well’ dan bukannya ‘How are you?’. Juga saya jadi tahu kata-kata yang sopan untuk minta naik gaji. Hahaha. Pokoknya, tetap percaya diri, nggak perlu terlalu ribet mikirin grammar, pakai Google Translate juga nggak dosa (asalkan baca lagi ya hasil translate-nya jangan sampai misleading). Karena percayalah, selama omongan kita dimengerti client dan begitu pun sebaliknya, mereka akan tetap hire kita kok.
If You’re not Master of None? Be a Jack of All Trades!
Menjadi master of something itu bagus, bahkan disarankan banget untuk membangun reputasi di Upwork. Tetapi bagaimana kalau kita punya banyak skill, namun nggak ada yang mendalam kita pelajari? Tosss dulu, itu saya banget.
Barangkali skill yang paling saya kuasai adalah Microsoft Excel. Saya menguasai hampir semua rumus dan kombinasinya, juga sering diminta bantuan oleh teman-teman di kantor terkait Excel. Awalnya, saya menawarkan Excel sebagai keahlian saya di Upwork. Ternyataaa, yang jago Excel itu banyak banget di sana (terutama freelancer India) dan karena sudah over saturated, pasaran harga jasanya pun jadi murah kebangetan. Saya pun banting setir ke ‘presentation design’ dan ‘internet research’.
Pada presentation design, saya membantu client men-desain ulang file presentasi mereka, atau terkadang saya juga ikut membuat kontennya. Sedangkan di internet research, tugas saya adalah kepo sekepo-keponya. Iya, beneran. Saya sering dapat job model begini: cari dan buat list perusahaan yang terlibat dalam industri CBD (profil, kontak, produk,dsb) dan berlokasi di Washington atau buat database seluruh apartemen (plus info alamat, harga sewa, fasilitas, ketersediaan unit, dll) yang ada di kota Rocklin, California. Aneh kan’? Ada orang di Amerika sono yang minta tolong sama orang Indonesia yang tinggal di Cibinong untuk searching tempat-tempat di negara yang dia tinggali, yang bahkan nggak pernah saya dengar sebelumnya. Hahaha.
Lama-kelamaan, pekerjaan internet research yang saya lakukan jadi menyempit ke market research dimana saya melakukan riset untuk membantu client yang sedang memulai bisnis dan berniat memasuki market tertentu. Misal, pernah ada client saya ingin buka sekolah berkonsep private microschool di kota asalnya, Houston, Texas. Maka dari riset yang saya lakukan, baiknya ia membuka sekolah di distrik A, B, atau C saja, karena pendapatan penduduk di sana rata-rata tinggi, jadi mereka bisa menyekolahkan anak di sekolah model begitu. Dari mana saya tahu distrik tersebut isinya kebanyakan orang kaya? Yaaa dari Google. Hehehe.
Tapi terkadang saya sikat juga job di luar skill di atas, selama saya pikir saya bisa mengerjakannya. Kalau beruntung, saya terkadang dapat job mengerjakan file Excel. Pernah juga voice over, pernah nge-test mobile app yang sedang uji coba untuk Indonesia, pernah bikin flowchart pakai Lucidchart, mengkategorikan buku sampai web scraping menggunakan Octoparse. Kadang ada satu dua yang saya perlu pelajari dulu seperti cara menggunakan Lucidchart dan Octoparse. Asal saya yakin setelah mempelajarinya saya akan bisa membantu client, take it!
Coba deh buat daftar skill yang teman-teman bisa kerjakan, meski nggak jago, dan mulai submit proposal ke job yang bidangnya berbeda-beda ini. Nanti seiring berjalannya waktu, akan kelihatan sendiri kok kita ‘kuat’ di bidang apa, sembari kita tetap mencoba hal-hal lain yang kita bisa.
Oke, semoga hal-hal di atas bisa membantu teman-teman menemukan skill andalan kalian di Upwork, ya. Punya ide yang lebih menarik? Yuk tulis di comment,ya.
One thought on “Kerja Apa di Upwork?”