
Tulisan ini sudah lama tersimpan dalam draft notes handphone saya, kali ini khusus saya posting dalam rangka ulang tahun anak saya yang ke 1 tahun. Tepat hari ini, pukul 04.23 WIB, satu tahun lalu, putri saya yang cantik terlahir ke dunia. Dan saya pun juga terlahir kembali, menjadi seorang ibu. Semoga jika ia kelak sudah besar, ia bisa membaca tulisan saya ini dan menyadari betapa besar rasa cinta saya untuknya, bahkan sejak ia belum dilahirkan. *huhu brebes mili….
Mendadak Lahiran dengan Ketuban Pecah Dini
Jumat, 31 Januari 2020 jam 19.30 saya masih menemani suamimakan malam sepulang ia dari kantor sambil chattingan sama client Upwork.
FYI, HPL saya adalah 23 Februari 2020 dan saya sudah mulai cuti dari 28 Januari. Masih jauh banget kan…kenapa cepat-cepat cuti? Karena yaa sudah capek saja gitu pulang pergi kantor Citayam-Cawang naik kereta (waktu itu saya belum resign) dengan badan sudah berat. Selain itu saya ingin fokus olahraga persiapan lahiran dan mau nuntasin beberapa project yg belum kelar di Upwork, walaupun saya juga sudah notify para client bahwa saya akan melahirkan di akhir Februari (saat itu belum pandemi ya). Pikir saya, “aaah masih jauh” sih kayaknya antara 39-40weeks nih.
Nah di jam 19.30 sd 20.00 itu tiba2 keluar cairan dari jalan lahir yang tak bisa tertahan. Ini perbedaan jelas antara air ketuban dan urine. Saya sempat
galau, tapi karena udah dapat ilmu dari @bidankita (bumil wajib follow ya!), saya sudah menyiapkan kertas lakmus pink/merah untuk cek air ketuban. Caranya tempelkan kertas lakmus ke cairan, jika kertas berubah jadi ungu, fix itu air ketuban (terjadi reaksi alkalis, cairan ketuban bersifat basa). Kertas lakmus ini bisa didapat di apotek besar/Tokopedia/Shopee.
Setelah tes lakmus, aku hubungi dokter obgyn saya dan Bude Erie @eriemarjoko untuk memastikan. Keduanya pun bilang yes, itu air ketuban.
Pukul 20.00-21.00 saya dan suami segera siap-siap, untungnya hospital bag sudah ready tinggal baju ganti kami saja. Tapi kami masih bimbang: pergi ke RS ataukah ke bidan?
Sejak awal hamil saya kontrol ke Dokter Johanes Taolin, dokter SpOg yg pro persalinan normal di RS Sentra Medika Cibinong. Sejak 7 bulan ke atas saya mulai ikut kelas yoga di Bidan Erie Tiawaningrum atau biasa dipanggil Bude Erie, saya juga rutin kontrol ke beliau. Jarak rumah saya ke RSSM Cibinong bisa 1 jam sudah dengan macet. Sedangkan ke Bidan Erie yg terletak dekat Stasiun Citayam (saat ini sudah pindah lokasi ke Permata Depok) 20-40 menit dengan macet.
Pukul 21.00 akhirnya kami memutuskan ke Bidan Erie dengan pertimbangan:
1. Jarak lebih dekat, khawatir air ketuban makin terkuras kalau ke RS yg lebih jauh .
2. Bukannya suudzon, tapi kalau di RS kemungkinan besar saya akan segera diinduksi dan jika induksi gagal dan tetap macet, akan berujung caesar. Ini berdasarkan cerita pengalaman orang-orang ya. Saya bukan anti caesar, tapi saya sebisa mungkin ingin melahirkan normal karena recovery-nya lebih mudah dan tubuh saya sebenarnya sehat-sehat saja (tidak ada kondisi yang mengharuskan saya caesar).
Pengalaman Gentle Birth di Bidan Erie Marjoko
Sedikit tentang Bude Erie Marjoko:
Bude Erie adalah penggiat gentle birth, prenatal yoga practicioner dan hypnobirthing sama seperti Bidan Yesie pendiri @bidankita. Sebelum mereka berdua, ada juga Ibu Lany Kuswandi yg memperkenalkan konsep gentle birth di Indonesia. Apa sih konsep gentle birth? Googling sendiri ya.
Meski klinik Bude Erie terlihat sederhana, tapi beliau sudah membantu banyak persalinan homebirthing artis seperti Andien, Kartika Putri, Dominique Diyose (yg aku tahu ya). Setiap Rabu, Sabtu & Minggu ada kelas prenatal yoga di klinik beliau sekaligus pemeriksaan. Lebih jauh tentang profil beliau google juga aja ya. Sudah banyak kook informasi tentang beliau. Hehehe
Pukul 21.40 sampai di Klinik Bidan Erie. Sepanjang perjalanan, atas saran Bude Erie via telepon, saya terus minum Total 8 dan Pristine untuk rehidrasi. Mengapa 2 merk tersebut? Karena kandungan mineralnya tinggi. Ketika terjadi Ketuban Pecah Dini, perbanyaklah minum. Di klinik, ada sekitar 3-5 orang asisten Bidan Erie yang ;angsung sigap membantu, Bidan Erie sendiri belum datang, posisinya masih di Jakarta habis membantu persalinan lain.
Pukul 22.30 kamar sudah selesai disiapkan. Saya masih belum mulas sama sekali, belum ada pembukaan juga. Saya ngga boleh banyak gerak dan diberi homeopathy. Homeopathy adalah sejenis obat herbal yang harus saya hisap untuk merangsang rasa mulas. Obatnya nggak pahit, berasa seperti permen Pagoda.
Pukul 23.00 kontraksi mulai terasa. Gak seperti induksi yang kata orang bikin kontraksi jadi ekstrem, homeopathy bikin kontraksi lebih lembut gitu rasanya. Pelan-pelan gitu meningkatnya, nyesss. Seperti yang sudah saya sebutkan, jika ibu-ibu melahirkan lainnya disuruh banyak gerak, saya justru nggak boleh karena ketuban sudah pecah, khawatir habis dan kering. Saya juga disuruh berbaring menyamping dengan peanut ball diletakkan di antara kedua kaki untuk membuka jalan lahir seperti gambar di bawah.

Pukul 23.00-04.00 kontraksi makin sering, tapi alhamdulillah tidak terlalu sakit. Tidak ada teriak-teriak atau drama, tidak ada keluhan…sakit, tetapi tidak sampai seperti mau mati kata orang-orang. Bahkan saya masih bisa menikmati cokelat, kurma dan cemilan serta masih bisa tidur tiap kali jeda kontraksi(dasar pelor!). Pas ‘gelombang cinta’ datang saya pegang tangan suami, tarik napas panjang, zikir, dibimbing asisten bidan mempraktekkan teknik pernapasan pas yoga. Saya bisa merasakan janin saya bergerak mendorong tubuhnya sendiri keluar. Masya Allah, makasih banyak ya Nak udah bantu Bunda.
Pukul 04.00 asisten bidan cek VT, menyatakan pembukaan sudah lengkap. Saya dan suami sampe bengong “Hah? Lengkap???”
Tidak lama, Bidan Erie pun datang dengan motornya. Cuaca di luar rintik hujan syahdu. Kini saya sudah diperbolehkan untuk mengejan.
04.00-04.22 setelah dinyatakan lengkap dan boleh mengejan, mulailah ancang-ancang. Di Bude Erie, kita boleh mengejan dengan berbagai gaya yg kita nyaman. Saya pertama coba gaya menyamping, eh ga nyaman. Terlentang juga engga. Akhirnya saya mencoba gaya table pose yang saya pelajari saat yoga dengan disangga peanut ball. Inilah gaya yang justru melancarkan bayi keluar bagi saya.

Pukul 04.23 setelah beberapa kali mengejan, lahirlah putri cantik yang kami namai Ghumaisha. Saya menangis kepayahan dan bahagia, tapi anehnya tidak mengeluarkan air mata. Mungkin karena semau tenaga saya sudah tersalurkan untuk mengejan. Sesaat anak saya brojol, saya tidak mendengar tangisannya, hati saya langsung nggak karuan. Namun Bude Erie langsung sigap me….melakukan apa ya? Ya pokoknya ada lah tekniknya membuat bayi newborn menangis. Ghumaisha pun menangis, namun pelan. Beratnya 2.5 kg, mungil tapi masih normal, saya lupa berapa panjangnya.

Pertama kali ia diserahkan dalam dekapan saya, saya hanya bisa bilang ia begitu cantik. Kulitnya putih kemerah-merahan. Suami saya langsung melantunkan adzan di telinganya, dan saya masih tidak bisa menangis, saking saya bahagianya.
Begitu kelar lahiran, barulah sesi menyakitkan yaitu proses jahit menjahit huhuhu…di antara semuanya justru bagian inilah yang rasa paling menyakitkan, karena saya memang belum pijat perinium untuk menghindari robekan. Saya sampai harus dipegangi 4 orang di tangan dan kaki kanan kiri agar tidak berontak saat dijahit. Ealaah, ini jahitnya dibius atau enggak ya? Berapa jahitan? Bidan dan para asistennya tidak ada yang mau memberi tahu, mungkin takut saya shock. Yang jahit bukan Bidan Erie, dan lebih tegas, mungkin karena saya bandel ya berontak terus. Hehehe.
Saya masih diharuskan menginap sampai besoknya untuk observasi. Selama menginap di klinik Bidan Erie, saya cukup dimanjakan meski dengan fasilitas terbatas. Makanannya enak-enak, dipanggilkan tukang pijit untuk membantu saya mengeluarkan ASI, rutin dicek kondisi saya dan anak saya juga diberi hadiah selimut lucu. Overall saya cukup puas dengan pelayanan di klinik Bidan Erie.

Total biaya melahirkan di Bidan Erie saat itu Februari 2020 adalah sekitar 9 juta . Memang agak overpriced untuk ukuran bidan, namun cukup sebanding dengan kualitas pelayanannya.
Tips Selama Kehamilan Agar Melahirkan Normal dengan Mudah
Persalinan normal yang mudah bukan langsung dengan tiba-tiba terjadi, ada ikhtiar yang perlu diusahakan selama kehamilan. Berikut tips dari pengalaman saya:
- Yoga sejak 7 bulan kehamilan setiap hari selama 15 menit. Gerakannya sederhana saja, tetapi perbanyak nungging dan sujud. Sebaiknya bergabung dengan kelas yoga minimal sekali, agar gerakannya bisa dikoreksi. Yoga ini sangat bermanfaat bagi saya, apalgi sewaktu 7 bulan janin saya sempat plasenta previa atau mengalami sungsang. Selain itu gerakan yoga yang benar juga mengatasi anyang-anyangan yang sempat juga saya alami.
- Makan kurma 5-7 butir sehari, saya mulai dari Minggu ke 34 kehamilan. Kurma jenis apa saja, waktu itu saya kurma Medjol. Ini sudah ada penelitiannya lho bahwa ibu hamil yang makan kurma lebih terhindar dari persalinan caesar.
- Banyak jalan kaki dan saya menambah exercise dengan sepeda statis sesekali.
- Melakukan pelvic rocking atau duduk bergoyang di atas gymball sejak kehamilan 6 bulan setiap hari selama 30 menit. Ini gampang banget, biasanya saya lakukan sambil main handphone. Nggak usah kencang2, santai saja. Kegiatan ini juga mengurangi sakit punggung dan panggul saat hamil tua.
- Trimester akhir seminggu sekali minum air kelapa hijau agar kualitas air ketuban tetap bagus dan bening, sekalipun harus mengalami ketuban pecah dini. Air ketuban yang berubah warna jadi hijau menandakan sudah infeksi dan biasanya diambil tindakan agar bayi segera dikeluarkan.
Dan akhirnya, tiada daya dan upaya melainkan juga takdir Allah semata. Semua ikhtiar di atas juga sangat perlu dikuatkan dengan doa, doa dan doa. Berdoa selalu untuk kelancaran persalinan, minta juga doa dari orang tua dan mertua terutama Ibu.
Semua tips di atas tetap tidak menjamin bisa lahiran normal dengan mudah, karena ikhtiar bisa ditiru, namun hasil tidak bisa ditiru. Tapi setidaknya, kita sudah berusaha. Jikapun harus lahiran caesar, Anda tetap akan menjadi ibu yang sesungguhnya, yang terbaik untuk anak Anda, karena yaa anak Anda kan punya ibu hanya satu, hanya Anda seorang 🙂
Selamat ulang tahun Ghumaisha. Bunda sayaaaang banget sama kamu Nak, maafkan Bunda ya masih banyak kurang sabar dalam merawat dan mengasihi kamu.

One thought on “Pengalaman Melahirkan Normal dengan Mudah dan Minim Trauma”