Pengalaman Tes IELTS Computer Delivered di IALF Jakarta 2021

Pada 8 Oktober 2021 lalu, saya melakukan tes IELTS Computer Delivered (CD) di IALF Jakarta, tepatnya di Plaza Kuningan. Dalam tulisan ini saya hanya akan menceritakan pengalaman saya dalam menjalani tes ya, untuk persiapan IELTS saya tulis dalam posting terpisah disini.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama saya mengambil tes IELTS. Dulu, tahun 2018 saya pernah mengambil tes ini, di IALF Jakarta juga, dan mendapat band score yang sangat tidak memuaskan (6.0) dan subtest yang membuat nilai saya jatuh adalah Writing yaitu 5.5. Kenapa bisa jelek? Analisis saya, bisa jadi karena tulisan tangan saya yang jelek sehingga sulit terbaca. Dan memang, sejak masih sekolah pun tulisan saya selalu jelek dan diprotes teman-teman saya kalau sedang pinjam catatan. Hehehe. Baca pengalaman saya sebelumnya disini.

Kembali ke IELTS, tulisan tangan yang jelek dan sulit terbaca bisa menjadi faktor yang mempengaruhi nilai. Atas dasar itulah, saya mengambil tes IELTS CD (dulu 2018 belum ada). Oh ya, untuk mendaftar IELTS bisa langsung ke website IALF disini. Nantinya kita akan diarahkan melalui email untuk pembayaran, di tahun ini biaya tes sebesar Rp 3 juta.

Berbeda dengan IELTS paper based (PB), di IELTS CD kita bisa mengatur waktu kapan jadwal Speaking asalkan di hari yang sama. Saya memilih Speaking di waktu agak pagi (pukul 11.00) dan ketiga tes lainnya mulai jam 13.00. Dua hari sebelum tes, pihak IALF akan mengonfirmasi jadwal Speaking kita lagi lewat WhatsApp, karena bisa saja berubah jam nya, maklum karena masih pandemi. Awalnya saya pikir Speaking di waktu pagi akan lebih fresh karena pengalaman dulu, saya kebagian jadwal Speaking paling akhir, sekitar jam 18.00 dan examiner-nya terlihat sudah kelelahan dan kurang ramah (pendapat saya pribadi ya). Namun ternyata…Speaking di awal juga nggak efektif buat saya (duh maunya apa sih hehe). Saat Speaking, tiba-tiba di pertengahan saya mendadak nge-blank, dan buyar sudah ‘vocabulary canggih’ yang sudah saya susun di kepala sehingga saya jadi mengulang-ulang beberapa frasa. Gugup parah juga, karena examiner-nya ngomongnya  cepat banget dan beberapa kali mnginterupsi saya Ketika menjawab meskipun bukan di Part 2. Topik yang saya dapatkan di tes ini adalah kira-kira seperti ini:

What is the law you want to purpose that your country currently does not have?

Why do you want to purpose it?

Do you know another country that already apply that law?

Ah sudahlah, susah pokoknya. Keluar Speaking saya langsung lemas, membayangkan score-nya jangan-jangan di bawah 6.0. Di waktu break menunggu tes jam 1 siang, saya berusaha mengumpulkan mood lagi agar jangan sampai mempengaruhi tes lainnya. Nah, jadi pertimbangkanlah pemilihan waktu Speaking ini dengan bijak. Jika Anda orang yang mudah down dan susah mengembalikan mood, ditambah nggak jago-jago amat Speaking, ada baiknya dilakukan setelah pengerjaan tiga tes lainnya. Oh ya, saat tes Speaking tetap menggunakan masker dan dibatasi sekat transparan dengan examiner.

Pukul 13.00, saya dan peserta lainnya memasuki ruang tes. Di IELTS CD, tes dilakukan dalam ruangan semacam lab komputer. Terdapat meja-meja dengan sekat tinggi sehingga tidak bisa melihat peserta lain, bagus untuk menambah konsentrasi. Di setiap bilik terdapat satu komputer desktop dan headphone untuk Listening. Fitur-fitur IELTS CD yang tidak ada di IELTS PB dan menjadi nilai plus untuk jenis tes ini adalah sebagai berikut:

  • IELTS Listening menggunakan headphone dan bisa kita atur sendiri volumenya melalui computer. Headphone-nya juga berkualitas bagus kok, jadi suara yang dihasilkan jelas banget
  • Terdapat timer dalam setiap test jadi kita bisa memperkirakan waktu pengerjaan dan tidak perlu memperhatikan aba-aba dan timer yang ditulis di papan tulis seperti IELTS PB. Timer akan berubah warna menjadi merah di 10 menit terakhir.
  • Terdapat tanda warna untuk nomor soal yang sudah diisi dan yang belum, mencegah kita dari skip mengrjakan soal.
  • Terdapat word counter dalam Writing Test, sehingga kita tidak perlu repot-repot menghitung secara manual seperti dalam IELTS PB.
  • Ada fitur Copy-Paste, Ctrl+Z, tapi tidak ada fitur Ctrl+F ya (yeuuu enak banget itu sih hehe)
  • Pesertanya juga tidak banyak seperti IELTS PB, hanya sekitar belasan, mungkin efek pandemi juga. Tapi memang sekarang sesinya lebih banyak daripada ketika saya dulu daftar di 2018.
  • Hasil tes keluar lebih cepat daripada IELTS PB, hanya 3-5 hari kerja.

Lebih lanjut mengenai IELTS CD bisa ditonton dari video ini.

Kekurangan IELTS CD saya rasa hanya satu: layer komputer terlalu besar dengan jarak yang sangat dekat dan brightness yang terlalu terang bagi saya sehingga membuat mata sangat lelah. Sebenarnya ada fitur untuk mengubah warna interface menjadi dark mode atau warna lain yang lebih soft. Namun dark mode nya juga tetap bikin silau dengan warna dasar hitam dan tulisan kuning mencrong gitu, bikin mata makin sakit. Warna lain pun masih terlalu terang. Karena keyboard komputernya masih model jadul dngan tombol-tombol besar yang berisik itu, saya tidak ingat mana tombol yang bisa menurunkan kecerahan layar, dan takut salah-salah tekan juga. Jika mata Anda sensitif dengan kecerahan monitor, ada baiknya Anda tanyakan dahulu pada invigilator cara menurunkan kecerahan sebelum tes dimulai. Kemarin saya tidak menanyakan hal ini, karena insecure kehabisan waktu. Hehehe. Satu lagi, jika Anda mudah terdistraksi dengan suara tuts keyboard, sebaiknya Anda tanyakan apakah Anda bisa memakai headphone sebelum memulai Writing Test, karena suasananya memang berisik suara tuts keyboard seakan balapan nulis. Kalau saya sendiri nggak masalah, sudah terlatih belajar sambil di-rewelin anak, hanya suara tuts keyboard sih nggak ada apa-apanya 😀

Akhirnya selama 2.5 jam saya tahan-tahanin deh meski terus-terusan mengucek mata tanpa pakai hand sanitizer (duh!) karena memang tidak dibolehkan untuk dibawa, yang dibawa hanya boleh KTP/Paspor dan air mineral dengan botol transparan. Mungkin ini jadi catatan juga untuk pihak penyelenggara IELTS karena kita saat ini masih pandemi. Bagi Muslimah, jangan lupa membawa mukena karena musholla IALF tidak menyediakannya.

Overall, penyelenggaraan IELTS CD di IALF Jakarta sudah cukup rapi. Seperti yang saya sebutkan di poin di atas, hasil tes keluar lebih cepat. Bahkan saya tes hari Jumat, hari Rabu pagi pekan berikutnya hasilnya sudah keluar, belum sampai 3 hari kerja. IALF akan mengirimkan notifikasi via WhatsApp dan email agar kita mengecek hasil tes secara online. Kemudian IELTS Certificate bisa diambil sendiri atau dikirimkan. Saya pilih dikirimkan dengan JNE, biayanya gratis. Alhamdulillah, setelah cukup gelisah memikirkan hasil Speaking, ternyata hasilnya cukup memuaskan bagi saya.

Semoga bermanfaat. Bagi yang mau tes IELTS, well, good luck!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s