Hati Nurani

CutestFood_com_tumblr_lg0v1rz6yc1qgvm4oo1_500_large1

“Silahkan pilih sesuai hati nurani anda”

“Oh gitu loe ya? Nggak punya hati nurani  banget sih loe”

Pernah nggak denger kata-kata ini? Kata-kata yang pertama biasa kita dengar pas lagi pemilu nih. Kata-kata yang kedua, biasa kita dengar di FTV, adegan cewek cengeng diputusin cowok playboy. Hehehe.

Trus, apa sih hati nurani itu?

Di semester ini, aku mengikuti mata kuliah wajib jurusan, namanya matkul Profesi Informasi. Matkul ini membahas bagaimana  profesi seorang pustakawan, arsiparis, dan segala pekerjaan yang berhubungan dengan informasi secara etis, jadi kebanyakan isinya tentang etika profesi gitu deh. Matkul ini diawali dengan membahas habis-habisan mengenai Etika itu sendiri. Dosenku, Pak Sumaryanto, menggunakan buku Etika -nya K. Bertens sebagai pegangan. Nah, salah satu cabang dari Etika sendiri, yang sangat berkaitan erat dengan etika adalah hati nurani. Yuk, kita bahas lebih jauh 🙂

Jadi, hati nurani itu simpelnya adalah kesadaran dari dalam diri manusia untuk menentukan hal yang benar bagi dirinya. Hati nurani sendiri dalam bahasa Latin disebut ‘Conscientia’ yang berarti kesadaran. Conscientia terdiri dari dua kata yaitu Con dan Scire. Con berarti ikut dan Scire berarti mengetahui. Kalau digabung jadi ‘ikut mengetahui’. Hati nurani itu gak cuma memberikan kesadaran kita sedang melakukan sesuatu, tapi juga bahwa kita lah yang melakukan sesuatu.


Bingung? Oke jadi gini penjelasannya. Misal, kamu sadar bahwa kamu sedang mampir ke blog ku yang unyu ini (hehehe :P). Tapi gak cuma itu, kamu juga sadar bahwa kamulah yang sedang blogwalking. Bukan kucingmu, bukan adikmu, bukan yang lainnya. Atau seorang pencuri gak hanya sadar dia sedang mencuri, tapi dia juga sadar bahwa dia lah pelaku pencurian tsb.

Ada beberapa jenis hati nurani. Hati nurani berdasarkan apa yang ia nilai:

Hati nurani retrospektif. Hati nurani jenis ini menilai apa yang terjadi di masa lalu. Contohnya gini: seringkali kita menyesali telah melakukan sesuatu “Ah, harusnya gue nggak ngelakuin itu tuh…”

Hati nurani prospektif. Hati nurani ini menilai apa yang terjadi di masa depan. Contohnya gini: seringkali kita menilai apa yang akan kita lakukan di masa yang akan datang berdasarkan apa yang kita alami di masa lalu atau masa sekarang. Hati nurani kita mengatakan “Oh gue udah ngelakuin ini nih, sekarang gue akan bertanggung jawab dengan perbuatan gue” atau  “Ngelihat keadaan sekarang kayak gini, berarti yang akan gue lakukan adalah bla bla..”

Sedangkan jenis hati nurani berdasarkan asalnya juga ada dua jenis, yaitu hati nurani personal dan adipersonal. Nah lho, apalagi tuh?

Hati nurani personal adalah hati nurani yang berasal dari dalam diri manusia sendiri. Jadi, apapun suara hati nurani manusia tersebut, itu merupakan suara dari dalam diri dia sendiri. Inilah kenapa hati nurani setiap orang berbeda. Contohnya, mau gimana pun orang-orang di sekeliling kita mempengaruhi untuk berbuat hal tidak baik, jika hati nurani kita mengatakan hal itu tidak baik, maka kita pun akan menilai hal tsb tidak baik. Ini terlepas dari apakah akhirnya kita menuruti ajakan untuk berbuat tidak baik itu lho ya. Kalau teman-temanmu ngajak bolos dan hati nuranimu mengatakan itu tidak baik, sekalipun akhirnya kamu mau untuk bolos sekolah ya tetap…hati nuranimu mengatakan itu tidak baik.

Hati nurani adipersonal adalah hati nurani yang berasal dari luar diri individu. Seolah-olah ada ‘bisikan’ (bukan bisikan gaib ya.hehehe) yang datang dari luar dan kemudian menjadi suara hati nuranimu. Bertens memberi contoh seperti banyak orang yang merasa suara hati nuraninya adalah perintah Tuhan. Mungkin kita sering ya melihatnya pada orang yang mendapat pencerahan, mendapat hidayah, dsb. Contoh, seorang gadis yang tadinya sering berpakaian terbuka dan seksi, tiba-tiba memutuskan untuk berjilbab rapat karena merasa sudah terpanggil atau mendapatkan hidayah. Hidayah itulah yang kemudian menjadi suara hati nuraninya.

Well, sebenarnya pembahasan tentang hati nurani itu masih panjang banget, tapi aku sudahi sampai disini dulu ya (males ngetiknya hehehe). Kalau Bertens sepertinya beranggapan seseorang hanya bisa memiliki satu jenis hati nurani, misal seseorang hati nuraninya hanya berjenis retrospektif, kalau aku beranggapan bahwa hati nurani seseorang itu sifatnya elastis, bisa berubah-ubah jenisnya sesuai kondisi yang ia alami. Ini cuma karena pengalamanku sendiri sih…hati nuraniku bisa berubah-ubah menjadi keempat jenis tsb. Ya, memang sudah sunatullah, alias sudah dari sononya, hati nurani manusia berubah-ubah, dan Allah Maha Membolak-balikkan hati manusia. Menurut kamu? 🙂

12 thoughts on “Hati Nurani

  1. Ternyata definisi hati nurani tidak sesederhana yang saya ketahui sebelumnya. 🙂
    Saya berkunjung kesini sesuai hati nurani lho, hatu nurani adipersonal, karena ada bisikan2 hehe,,,,
    Thanks U udah share.
    Salam!

Leave a reply to Ahmad Saadillah Cancel reply